Senin, 31 Oktober 2011

Pns cabuler VS Smu Ntoters

Pertama Kali Bertiga - 1

Istriku, Della dan aku telah berumah tangga selama beberapa tahun lamanya dan sering dalam tahun-tahun perkawinan kami tersebut aku berfantasi tentang dia bercinta dengan pria lain, seorang pria sempurna yang menyetubuhinya dengan hebat hingga membuat istriku mengerang kenikmatan menikmatinya.

Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini saat berada di atas ranjang dan dia selalu menjadi bergairah karenanya dan akan diiringi dengan seks yang liar dan multi orgasme setiap kali mendiskusikannya. Masalahnya, jika di luar area ranjang, Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku hingga membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya, dia langsung marah dan pergi meninggalkan ruangan. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.

Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya dengan rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi memiliki puting susu yang cukup besar saat dia sedang dalam gairahnya. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, di samping kepribadiannya yang baik dan juga senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.

Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia yang bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu bahwa dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami, aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, yaitu tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit 'kembali ke masa lalu', aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della.

Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia sangat menarik dan berkharisma, dia juga seorang pria bertipe jantan dan 'jalanan' yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.

Di salah satu kafe di sudut kota, sewaktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya bahwa aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan mengatakan bahwa dia mau bercinta dengannya sesuai caranya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.

Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu karena rasa takutku kalau Della takut dan marah hingga menyebabkan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan agar dia datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lamaku yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.

Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam khayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Di samping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas.

Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang bertumit tinggi yang selalu menggairahkanku saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya.

Dia mulai hanyut dalam irama yang kubuat hingga segera menjadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi saat orgasmenya yang kedua mulai terbangun ketika akhirnya Thomas mengetuk pintu depan.

Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu. Saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi, jawabku. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia dengan mengatakan bahwa aku tak akan mengijinkan siapa pun masuk kemari, hingga dia tenang dan kembali rebah di karpet sambil menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai.

Kubuka pintu dan menjumpai Thomas yang telah berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera masuk ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.

Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang sedang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini. Dan apa yang sedang terjadi? Dia memandangku dan Thomas bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku karena dengan tenangnya berdiri dan membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh di karpet dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi.

Belakangan baru aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu bahwa aku sudah merencanakan ini semua. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu bahwa aku telah mengharapkan pria ini datang dan bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui bahwa Thomas adalah seorang pria yang menarik dan dia sudah siap untuk itu.

Setelah dia duduk di atas karpet lantai, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksualnya semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memakai sepatu bertumit tingginya dengan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas yang memandangi payudaranya dengan bernafsu. Dapat kukatakan bahwa Della menikmati pengalaman ini karena dia menggoda kami berdua dengan mengatakan bahwa wajah kami memerah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini hingga sangat membuatku tekejut.

Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della mengatakan padaku bahwa dia menyadari hal itu juga hingga itu membuatnya sangat terangsang dan membantunya memutuskan untuk mau bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorang pun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada di antara pahanya, mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della tampak sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan hingga membuatku frustrasi. Ini menuju pada titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.

Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.

Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat, tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang saat dia melakukan pekerjaannya, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremas pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.

Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya hingga membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu.

Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi hingga bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan bahwa Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka sedang mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitif perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku bahwa betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.

Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa di depan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya, dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya hingga dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu, membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu bahwa Della terlalu malu untuk 'meminta', begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya. Dan Thomas mulai membuat langkah pertamanya!

Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu bahwa dia memiliki tubuh yang tegap dan saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuh Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.

Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, menghentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang telah berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum ereksi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya.

Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir saja tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang hingga dia terus berusaha memasukkan penis Thomas sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya.

Belakangan Della menceritakan padaku bahwa jika saja ukuran penis Thomas seinchi saja lebih panjang, dia tak akan mungkin dapat menampungnya. Saat Della telah sibuk dengan 'pekerjaannya', kusingkirkan hingga lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia sedang menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu bahwa aku memang sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan 'pekerjaannya'. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.

Bersambung . . . . . .

Pertama Kali Bertiga - 1

Istriku, Della dan aku telah berumah tangga selama beberapa tahun lamanya dan sering dalam tahun-tahun perkawinan kami tersebut aku berfantasi tentang dia bercinta dengan pria lain, seorang pria sempurna yang menyetubuhinya dengan hebat hingga membuat istriku mengerang kenikmatan menikmatinya.

Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini saat berada di atas ranjang dan dia selalu menjadi bergairah karenanya dan akan diiringi dengan seks yang liar dan multi orgasme setiap kali mendiskusikannya. Masalahnya, jika di luar area ranjang, Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku hingga membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya, dia langsung marah dan pergi meninggalkan ruangan. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.

Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya dengan rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi memiliki puting susu yang cukup besar saat dia sedang dalam gairahnya. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, di samping kepribadiannya yang baik dan juga senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.

Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia yang bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu bahwa dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami, aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, yaitu tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit 'kembali ke masa lalu', aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della.

Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia sangat menarik dan berkharisma, dia juga seorang pria bertipe jantan dan 'jalanan' yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.

Di salah satu kafe di sudut kota, sewaktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya bahwa aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan mengatakan bahwa dia mau bercinta dengannya sesuai caranya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.

Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu karena rasa takutku kalau Della takut dan marah hingga menyebabkan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan agar dia datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lamaku yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.

Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam khayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Di samping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas.

Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang bertumit tinggi yang selalu menggairahkanku saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya.

Dia mulai hanyut dalam irama yang kubuat hingga segera menjadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi saat orgasmenya yang kedua mulai terbangun ketika akhirnya Thomas mengetuk pintu depan.

Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu. Saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi, jawabku. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia dengan mengatakan bahwa aku tak akan mengijinkan siapa pun masuk kemari, hingga dia tenang dan kembali rebah di karpet sambil menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai.

Kubuka pintu dan menjumpai Thomas yang telah berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera masuk ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.

Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang sedang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini. Dan apa yang sedang terjadi? Dia memandangku dan Thomas bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku karena dengan tenangnya berdiri dan membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh di karpet dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi.

Belakangan baru aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu bahwa aku sudah merencanakan ini semua. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu bahwa aku telah mengharapkan pria ini datang dan bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui bahwa Thomas adalah seorang pria yang menarik dan dia sudah siap untuk itu.

Setelah dia duduk di atas karpet lantai, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksualnya semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memakai sepatu bertumit tingginya dengan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas yang memandangi payudaranya dengan bernafsu. Dapat kukatakan bahwa Della menikmati pengalaman ini karena dia menggoda kami berdua dengan mengatakan bahwa wajah kami memerah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini hingga sangat membuatku tekejut.

Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della mengatakan padaku bahwa dia menyadari hal itu juga hingga itu membuatnya sangat terangsang dan membantunya memutuskan untuk mau bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorang pun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada di antara pahanya, mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della tampak sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan hingga membuatku frustrasi. Ini menuju pada titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.

Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.

Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat, tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang saat dia melakukan pekerjaannya, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremas pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.

Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya hingga membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu.

Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi hingga bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan bahwa Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka sedang mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitif perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku bahwa betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.

Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa di depan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya, dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya hingga dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu, membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu bahwa Della terlalu malu untuk 'meminta', begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya. Dan Thomas mulai membuat langkah pertamanya!

Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu bahwa dia memiliki tubuh yang tegap dan saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuh Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.

Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, menghentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang telah berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum ereksi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya.

Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir saja tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang hingga dia terus berusaha memasukkan penis Thomas sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya.

Belakangan Della menceritakan padaku bahwa jika saja ukuran penis Thomas seinchi saja lebih panjang, dia tak akan mungkin dapat menampungnya. Saat Della telah sibuk dengan 'pekerjaannya', kusingkirkan hingga lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia sedang menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu bahwa aku memang sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan 'pekerjaannya'. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.

Bersambung . . . . . .

Pertama Kali Bertiga - 2

Aku mengayun pelan, kedua tanganku memegangi pinggulnya agar penisku dapat lebih dalam masuk ke vaginanya saat tangan Thomas berada pada kepala Della menggerakkan seperti keinginannya saat dia menyetubuhi mulut Della. Dalam waktu yang bersamaan aku menyetubuhi Della dengan lembut dari arah belakang. Thomas menggoyangnya dengan keras, memasukkan batang penisnya sedalam-dalamnya ke mulutnya dengan tangannya menahan gerakan kepala Della. Della tersedak sewaktu Thomas berusaha merangsek semakin dalam. Aku dapat mendengar suara kekurangan nafasnya itu, tapi seperti seorang 'jalang' yang baik, Della tak juga berhenti dan aku mulai dapat mendengar lenguhannya di antara suara nafasnya yang tersedak saat dia menggoyangkan pinggulnya mengimbangi ayunanku.

Dengan semua yang tengah berlangsung ini dan pemandangan Thomas yang sedang menyetubuhi mulut Della, membuatku tak memerlukan waktu lama untuk berejakulasi di dalam tubuhnya, melumuri dinding vagina Della dengan semburan spermaku. Rasanya seperti kudapatkan orgasme terbesar dalam hidupku. Bisa kulihat orgasmeku dan oral yang diberikan Della mendekatkan orgasme Thomas.

Aku ingin menyaksikan Thomas menyetubuhi Della dan keluar dalam vaginanya, maka dengan cepat aku segera bangkit dan menyuruh Della naik ke atas sofa, merangkak untuk beralih menghisap penisku, agar Thomas dapat menyetubuhinya dari belakang. Akan selalu kuingat saat Thomas menyelipkan penisnya ke vagina Della, seakan hal itu berhenti untuk beberapa waktu. Ini adalah fantasi yang sudah lama kudambakan.

Yang membuatku kagum adalah betapa cepatnya gerakan Thomas yang sudah berada di belakang Della dan langsung melesakkan penisnya ke dalam vaginanya. Sepertinya dia hanya mengenal satu kecepatan, dan itu adalah mendorong masuk dengan cepat dan keras. Aku tak tahu apa dia pernah berpikir kalau kami akan menghentikannya menyetubuhi Della, atau kami menyuruhnya untuk memakai kondom terlebih dulu. Sebelum kami sempat bereaksi dengan apa yang dilakukannya, dia sudah berada di belakang Della dengan sekejap. Dan seperti yang Della katakan padaku kemudian, Thomas bukannya memasukkan penisnya tetapi dia menghentakkan seluruh batang penisnya ke dalam vaginanya dengan hanya sebuah dorongan saja.

Della juga mengungkapkan padaku bahwa dia belum pernah merasakan sebuah penis yang begitu besar, begitu nikmat, dan belum pernah merasa terisi penuh seperti yang dirasakannya akibat penis Thomas saat itu, saat dia melesakkannya dari belakang. Itu membuat nafas Della terhenti sejenak dan dia memutuskan untuk tak peduli apakah Thomas memakai kondom atau tidak, atau kalau-kalau dia bisa jadi hamil karenanya. Della hanya ingin dia menyetubuhinya dan merasakan bahwa dia menghantam dinding vaginanya dengan penis besarnya tersebut (dan Della belakangan juga menambahkan bahwa dia suka dengan bola zakarnya yang lebih besar dan lebih berat daripada milikku dan lebih jauh menggantung hingga saat dia sedang menyetubuhinya, kantung bola zakarnya itu akan menampar kelentitnya hingga membuatnya menggelinjang kegelian).

Tak perlu dikatakan lagi, saat menyaksikan momen ini dan melihat ekspresi wajah Della saat dia menghisapku, mendorongku dengan cepat ke batas akhir untuk yang kedua kalinya. Sepertinya aku keluar lebih keras dan lebih lama daripada yang pernah kualami sebelumnya, yang menyebabkan Della membuka matanya dan menatapku dengan mimik yang lucu menggemaskan. Aku terus mengisi mulutnya dengan berjuta sel sperma yang segera dihisap dan ditelannya. Ini adalah sebuah pengalaman pertama dalam hidupku yang sangat menguras staminaku hingga membuatku mengalami dua kali orgasme dengan hebatnya.

Saat aku berejakulasi di dalam mulut Della, Thomas menyetubuhinya dengan keras dan cepat dari belakang. Aku bangkit dan menyingkir dari medan pertempuran mereka. Dengan cepat Thomas langsung membalikkan tubuh Della agar rebah pada punggungnya. Lalu Thomas kembali memasukkan penisnya yang terlihat semakin bertambah besar saja, dan mereka mulai berciuman dengan rapat. Kaki Della berada di bahu Thomas. Dengan kaki Della yang berada di bahunya, Thomas mulai mengayun dengan tenaga yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Lengan Della melingkari leher Thomas saat dia menghentak tubuhnya.

Saat itu aku ingin menghentikan Thomas dan menyuruhnya agar memakai kondom agar Della tidak hamil. Tapi saat kulihat mereka berdua, dapat kulihat bahwa Della sudah terlalu jauh untuk dihentikan dan Thomas tengah berada dalam iramanya hingga tak kutemukan celah untuk menghentikannya barang sebentar. Setelah beberapa menit melihat mereka berdua bergerak semakin keras, itu membuatku semakin terangsang hingga tak mampu berkata apa pun, apalagi Della sendiri juga tak pernah meminta Thomas untuk memakai kondom. Mungkin saat ini memang bukan masa suburnya atau dia bahkan tak memusingkan hal itu. Di samping itu, hal ini sangat liar dan seksi bercampur menjadi satu menyaksikan seorang pria asing menyetubuhi istriku tepat di depan mataku sendiri.. Dan di rumahku sendiri.. Juga dengan seijinku.

Kepala Della terlempar kesana kemari dan kedua kelopak matanya terpejam rapat saat dia dengan rela membiarkan Thomas menyetubuhinya. Yang membuatku sedikit terkejut adalah ternyata jika Della sedang berada di puncak gairahnya, dia bisa juga mengumpat seperti seorang wanita jalang dan bahkan saat Della tahu bahwa Thomas akan segera orgasme, dia justru memintanya agar dikeluarkan jauh di dalam vaginanya! Aku hanya duduk di samping mereka, melihat, tapi aku tahu bahwa kalau aku mengingatkan Della tentang kondom, itu akan merusak semuanya dan dia akan sangat marah.

Belakangan dia mengatakan bahwa terasa sangat aneh merasakan penis Thomas mengisi penuh vaginanya dengan tanpa kondom. Setiap kali Thomas mendorong, rasanya dia mendapatkan sebuah orgasme kecil. Saat akhirnya Thomas orgasme, dia dapat merasakan penisnya berdenyut meledakkan spermanya, dan spermanya menghantam jauh ke tempat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Sewaktu Thomas mulai berejakulasi, Della mengerang keras. Dia dapat merasakan penisnya menjadi bertambah besar, dan dia semakin keras menjerit merasakan sperma Thomas menghantam jauh di dalam tubuhnya. Della mendapatkan orgasmenya sendiri karenanya hingga tubuhnya bergetar hebat, dia menyentakkan pinggulnya semakin merapat pada tubuh Thomas agar dia semakin masuk ke dalam.

Hal ini membuatku terangsang sekaligus membuatku takut. Belakangan Della meyakinkanku bahwa saat itu memang dia sedang tidak dalam masa suburnya dan syukurlah bahwa ternyata dia memang benar. Ini adalah permulaan dari serangkaian persetubuhan yang panas dan setiap kalinya tak kurang dari empat jam non stop kecuali untuk mandi berendam dengan air panas.

Saat Thomas telah orgasme, dia rebah pada punggungnya tapi Della tak mengijinkannya beristirahat. Rambutnya terlihat basah oleh keringat yang melekat pada wajah, leher, bahu dan dadanya hingga semuanya terlihat bersemu merah setelah mendapatkan begitu banyak orgasme. Setiap saat spermanya akan meledak, Della segera menghisap penisnya jauh ke dalam tenggorokannya hingga penisnya mengeras kembali.

Dengan penis besarnya tersebut, Thomas tak banyak mendapatkan wanita yang dapat menghisap penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokan hingga setiap kali Della berusaha memasukkan penisnya sampai ke dalam tenggorokannya membuat Thomas bergairah dan segera ereksi kembali. Della belakangan mengatakan padaku bahwa dia belum pernah merasakan penis yang terasa begitu lembut dalam mulutnya.

Yang membuat Della begitu bergairah saat berhubungan seks dengan Thomas adalah kenyataan bahwa Thomas mampu menyetubuhinya dengan sangat keras. Dan juga paha Thomas selalu menampar bongkahan pantat Della setiap kali dia mengayun sampai pantatnya merah dibuatnya serta gigitannya pada puting Della yang sangat sensitif, yang bahkan hanya dengan menggosoknya saja dapat memberinya orgasme hingga sangat meningkatkan kenikmatannya. Della selalu menyuruhku agar berusaha lebih keras lagi terhadapnya saat bercinta tanpa harus menjadi kejam.

Entah bagaimana, perlakuan Thomas itu membuatku khawatir sampai di mana batas ketahanan yang dimiliki Della. Aku menyadari hal itu saat melihat betapa sosok pria jalanan yang dimiliki Thomas selalu membuatnya bergairah kembali dengan perlakuannya yang keras dan cenderung kasar itu. Itu sangat kontras dengan gambaran percintaan kami selama ini meskipun sejak kuminta Thomas untuk menyetubuhinya dengan caranya sendiri dan itu memang membuat Della bergairah dan liar.

Della adalah satu-satunya wanita yang pernah kutemui yang benar-benar menyukai menghisap penis hingga ke dalam tenggorokannya dan menelan sperma seorang pria, dan dapat kulihat bahwa dia menginginkan Thomas agar keluar jauh di dalam tenggorokannya. Saat menghisapnya, Della mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang anus Thomas diiringi dengan remasan tangannya pada kantung bola zakarnya hingga membuat Thomas mengerang keenakan. Setiap kali Della menambah dorongan jarinya masuk ke dalam lubang anusnya, Thomas menggelinjang lalu mengerang. Sangat erotis untukku, Della ingin merasakan spermanya seperti yang dikatakannya padaku kemudian.

Aku terpesona menyaksikan pertarungan mereka berdua yang terlihat sangat indah dan seksi serta tubuh Thomas yang selalu menggelinjang karena perlakuan Della. Dan akhir dari pertahanannya, dia mengangkat pantatnya naik dari atas karpet dan mengerang keras mengiringi ledakan spermanya. Thomas menahan bagian belakang kepala Della agar tak bergerak. Belum pernah kudengar suara yang seperti ini, Thomas mengerang dengan nyaring, suaranya hampir menyerupai suara serigala. Reaksi tubuh Thomas membakar gairah Della hingga dia tak akan melepaskan Thomas saat dia menghisap habis sperma Thomas hingga tetesan terakhir.

Della menceritakan padaku berulang kali setelahnya bahwa dia menyukai rasa dari spermanya itu. Kupikir memang jelas bahwa Della menyukai apa pun yang dimiliki Thomas. Setelah Thomas cukup pulih, dengan bercanda dia mengatakan bahwa dia telah keluar dengam dahsyat hingga dapat membuat langit-langit ruang keluarga ini jebol jika Della tak menghisapnya tadi. Della suka dengan sikap antusiasnya dan mengatakan bahwa tidak masalah sekeras apa pun dia akan keluar dalam tenggorokannya.

Kami bertiga perlu istirahat dan pergi berendam dengan air panas dalam bak mandi. Aku pikir mereka berdua sudah selesai, tapi mereka mulai saling menyentuh, saat bibir mereka saling melumat, membuatku ereksi keras untuk yang keempat kalinya. Rasanya aneh melihat mereka tak merasakan kelelahan dalam berhubungan seks. Mereka memasuki sebuah level yang baru. Della sedang bercinta dengan Thomas dan aku merasakan cemburu dan terangsang dalam waktu yang sama.

Akhirnya, aku mengajak mereka keluar dari kamar mandi dan meneruskan kesenangan ini. Kami keluar dari kamar mandi dan hisapan Della membuat Thomas mengeras lagi hingga kemudian Della naik ke atas tubuh Thomas yang duduk di atas sofa dan dia menyetubuhinya dengan liar sampai kupikir sofa itu akan patah dibuatnya. Nafas Della terdengar memburu saat dia berusaha meraih orgasmenya lagi dengan cepat. Jelas Thomas tampak belum selesai dengan Della karena saat Della akhirnya rebah dalam pelukannya dengan orgasme yang diraihnya, Thomas langsung mendorong tubuh Della merangkak di atas karpet dan memposisikan dirinya di belakang Della.


Bersambung . . . .

Pertama Kali Bertiga - 3

Kupikir dia akan memasuki Della dari belakang lagi, tapi aku salah. Dengan lemah Della berusaha mencegah Thomas yang berusaha memasukkan penisnya ke dalam lubang anusnya, tapi Della terlalu lemah setelah orgasme tadi hingga dengan mudah Thomas menepis penolakan yang diberikan Della dan meneruskan usahanya untuk masuk. Aku melihat saat dia melebarkan lubang anusnya dan menekan kepala penisnya yang besar hingga membelah otot lubang anus Della yang rapat. Della menggelinjang dan dengan lemah memohonnya untuk berhenti, tapi Thomas tak menghiraukannya. Kupikir ini saatnya untuk aku maju dan menghentikannya.. Tapi aku tak mampu karena aku sudah sangat terangsang.

Aku sudah tersihir dengan apa yang kusaksikan dan justru berharap dia memberikan anal seks pada Della. Della meronta berusaha menjauh dari penisnya, tapi kemudian Thomas mencengkeram dengan erat pinggul Della sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai memasukkan penisnya membelah lubang anus Della. Della tak menyadarinya, tapi matanya terpejam rapat ketakutan hingga malah membuat Thomas dan aku semakin bergairah. Della menatapku, mengisyaratkan agar aku menghentikan Thomas, tapi aku tak bertenaga, tak mampu bergerak ataupun bereaksi, aku begitu terangsang. Dia kembali menatapku dan aku memberinya pandangan tak berdaya. Dia sadar bahwa aku tak akan melakukan apa pun hingga akhirnya dia pejamkan matanya dan mencoba untuk tenang.

Pada akhirnya usaha Thomas berhasil dengan mendorong kepala penisnya masuk ke dalam lubang anus Della hingga membuatnya merintih kesakitan dan meremas karpet dengan kedua tangannya. Thomas terus mendorong sampai akhirnya batang penisnya masuk ke dalam lubang anus Della seluruhnya hingga kantung bola zakarnya dengan mengejutkan menghantam kelentit Della. Della lebih membenamkan wajahnya di karpet dan menjerit. Sekujur tubuhnya bergetar dan dia mulai merintih kesakitan. Aku melihat mendekat dan dapat kutemui air matanya keluar membasahi pipinya. Dengan penis yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang anus Della, Thomas memegangi pinggul Della dengan erat sambil memandangku dengan tersenyum lebar.

Aku tak akan melupakan wajah puasnya yang menggambarkan kekuasaannya terhadap seorang wanita dan mendominasinya secara menyeluruh. Dia dapat melakukan apa pun terhadap Della. Thomas mulai menyetubuhi lubang anusnya dan dapat kulihat Della akhirnya menangis sambil masih tetap berusaha mengeluarkan penis Thomas dari dalam anusnya. Dia tak menikmati paksaan Thomas terhadap anusnya. Kukira mungkin Thomas akan berhenti, tapi dia terlihat yakin dengan apa yang dilakukannya meskipun Della masih berontak menolaknya, yang malah membuat lubang anusnya semakin merapat.. Dan semakin merangsangku dan Thomas.

Dengan senyuman dan pandangan yang seakan mengatakan, 'Lihatlah saat aku membuat istrimu menjerit dan orgasme yang tak pernah dialaminya sebelumnya,' kemudian dia semakin mempererat pegangannya pada pinggul Della dan mulai bergerak mengayun keluar masuk dalam lubang anusnya yang kecil. Tak bisa kupercaya bahwa Thomas dapat memasukkan penisnya yang besar itu ke dalam lubang anus Della yang rapat dan kecil itu, tapi entah bagaimana dia memang dapat melakukannya. Belum ada yang sebesar itu memasukinya sebelumnya hingga itu membuatnya kesakitan. Air matanya terus mengalir dan tubuhnya terus mengejang, tapi aku tak mampu menghentikan Thomas, karena belum pernah kurasakan se-terangsang ini dalam hidupku sebelumnya. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung bola zakarnya menghantam kelentit dan vagina Della berulang-ulang.

Setelah beberapa ayunan panjang dalam lubang anusnya, akhirnya dapat kudengar suara decak yang keluar dari dalam lubang anusnya dan bersamaan dengan itu pula Della mulai terlihat tenang. Perlahan mulai dilepaskannya cengkeraman tangannya pada karpet, seiring dia yang mulai menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan mengayun Thomas. Aku benar-benar terkejut! Thomas tak pernah menghentikan gerakannya dan kemudian yang terjadi sungguh tak dapat dipercaya.. Della mulai mengeluarkan gumaman kata-kata dan suara yang belum pernah kudengar.

Belum pernah aku merasa begitu bangga terhadapnya seperti sekarang ini. Aku lihat lubang anusnya melebar dengan rapat mencengkeram batang penis Thomas yang membuatku yakin mengira kalau lubang anusnya akan robek lebar. Setiap kali Thomas menarik penisnya keluar, anusnya akan tertarik keluar dengan rapat bersamanya. Stamina yang dimiliki Thomas sungguh mengagumkan (sejak dia mengalami orgasme berulang kali sepengetahuanku, kali ini dia masih mampu bertahan selama ini)

Tiba-tiba sebuah erangan keras keluar dari mulut istriku saat dengan tanpa henti Thomas menyodok penisnya dengan sebuah hentakan keras ke dalam lubang anus Della sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatnya agar dia dapat masuk sedalam mungkin. Kepala Della terlempar ke belakang dan dia mengerang berusaha menarik nafasnya yang terhenti. Dia tak lagi seperti seorang wanita yang kukenal selama ini saat bercinta. Thomas telah membawanya pada level yang belum pernah dimasukinya.

Suara erangannya bagaikan seekor hewan. Thomas melihatku dari balik punggungnya, memastikan apakah aku dapat melihat dengan jelas lubang anus istriku yang dimasuki oleh penisnya. Perhatianku terpecah antara melihat lubang anus istriku yang sedang dikerjai Thomas dan konsentrasiku pada masturbasi yang sedang kulakukan saat ini. Dengan sebuah senyuman yang tak kumengerti artinya, dia meneruskan 'pekerjaannya' terhadap istriku tersayang, Della yang tak hentinya mengerang dan mendapatkan orgasme beruntun.

Setelah 3 atau 4 kali orgasmenya, kini dengan tiada hentinya dia mendapatkan orgasme lagi secara berkesinambungan. Belum pernah kulihat seorang wanita di film atau bahkan dimanapun yang mendapatkan orgasme berkesinambungan seperti yang dialami Della malam ini. Tak dapat kupalingkan mataku dari penis Thomas yang bergerak keluar masuk dalam lubang anus istriku yang rapat. Cairan cinta Della terus mengalir pada pahanya. Tubuhnya terus menggelinjang di bawah ayunan pria perkasa yang menyetubuhinya dengan tanpa henti.

Aku tak menghitung lagi berapa kali dia telah membuat Della orgasme, tapi Della benar-benar mendapatkan orgasme berulang kali hingga dia dengan lemah berusaha merangkak, sedangkan penis Thomas masih menancap dengan mantap dalam lubang anusnya. Thomas tak ingin melepaskannya dan mengikutinya hingga Della merebahkan tubuh bagian atasnya di atas sofa. Dengan sigap Thomas langsung memegangi pinggulnya dan kembali menyetubuhinya hingga getaran orgasme kembali menggoyang tubuhnya lagi. Della tak mampu lagi mengendalikan tubuhnya yang terbaring lemas di atas sofa membiarkan Thomas terus menyetubuhinya. Aku kagum pada stamina Thomas dan aku berharap dia mau berbelas kasihan barang sebentar terhadap Della, tapi nyatanya dia tidak.

Dia tetap mencengkeram pinggul Della dengan keras dan langsung mengocok lubang anusnya dengan tanpa ampun. Saat akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri, bagian matanya yang hitam seolah hilang lenyap ke dalam rongga matanya, dan dia mengerang keras sampai-sampai aku takut tetangga sebelah akan mendengarnya. Della tahu bahwa Thomas akhirnya telah keluar hingga dia menggoyangkan pantatnya dan mulutnya mulai mengerang memohon agar Thomas mengeluarkan spermanya jauh di dalam rectumnya. Thomas meledakkan bom sperma yang amat dahsyat dan kemudian jatuh terhempas di atas pantat Della, seiring Della yang kembali mendapatkan orgasme terbesarnya malam ini.

Pemandangan ini terlihat sangat erotis bagiku dengan cairan cinta Della yang membasahi semua tempat dan sperma Thomas yang meleleh keluar dari lubang anusnya. Saat Thomas berbaring kecapaian di atas lantai, Della tergeletak di atas sofa dengan sebuah lelehan sperma yang panjang turun dari pantatnya. Aku memandangi sperma tersebut yang tak terputus hingga akhirnya jatuh menetes di atas karpet dan membentuk sebuah pola basah yang semakin membesar.

Setelah berejakulasi, dia tergeletak di atas lantai dan membiarkan Della yang masih lemah dengan tubuh yang setengahnya berada di atas sofa. Dia juga teramat lelah untuk bergerak. Tak dapat kulupakan pemandangan setelah Thomas menarik keluar penisnya dan Della hanya diam terbaring di sana. Lubang anusnya terbuka lebar hingga aku dapat melihat isi dalamnya. Anal seks yang baru saja mereka lakukan meyakinkanku saat kulihat spermanya yang meleleh keluar dari dalam lubang anus Della bahwa aku menyukai segala yang terjadi. Pemandangan tadi membuatku sangat terangsang dan segera menaiki tubuh Della untuk ikut 'menyumbangkan' spermaku ke lubang anusnya yang sudah merekah. Lubang anusnya terasa sudah kendor dan membuka lebar.

Sejak saat itu, tiga kali lagi kami bersama menghabiskan waktu dengan bercinta dan bercinta lagi. Della jadi ketagihan menjadi budak seksnya dan bersedia melakukan apa pun keinginannya. Dia menjadi sangat penurut terhadapnya dan menelan sperma sesering yang Thomas kehendaki, atau bahkan Della mengijinkannya menyetubuhi lubang anusnya. Sangat menarik mengamati perubahan yang terjadi pada diri Della, kuperhatikan bahwa dia menyukai didominasi secara menyeluruh saat berhubungan seks. Thomas menyukai lubang anus Della dan dia sering menyetubuhi lubang anus Della saat kami bertiga melakukan persetubuhan dan Della selalu mendapatkan multi orgasmenya setiap kali Thomas melakukan hal itu padanya.

Suatu kali Thomas mengikuti Della berjalan menuju ke kamar kami untuk mandi setelah bersetubuh selama 3 jam non stop. Thomas masuk ke dalam kamar mandi bersamanya dan mereka kembali bersetubuh di dalam kamar mandi tersebut. Aku melihatnya dari balik kaca kamar mandi, pemandangan yang kusaksikan semakin bertambah erotis dengan butiran-butiran air yang ada di sekujur tubuh mereka dan dia kembali menyetubuhi Della dari belakang.

Tiba-tiba, hal yang membuat kami kecewa, Thomas harus segera meninggalkan kota ini. Kami merindukan seks bersama Thomas, tapi selalu berterima kasih dengan pertolongannya terhadap Della dan aku sadar bahwa kami berdua menikmati ada seorang pria lain yang bercinta dengan Della. Pengalaman seksual Della bersama Thomas mengubah seluruh kehidupan seksualnya dan bagaimana terbukanya dia sekarang terhadap eksplorasi kehidupan seksual kami. Untung saja dia tidak hamil setelah bercinta bersama Thomas.

Aku sangat berhutang budi terhadap Thomas yang telah membebaskan gairah seksual Della. Pengalaman bersamanya dalam 'permainan bertiga' kami membuat Della akhirnya menyukai melakukan hubungan seks dengan dua orang pria bersamaan, dan sekarang bahkan dengan wanita juga. Sejak dengan Thomas.. dia sudah melakukannya dengan beberapa pria lain yang ukuran penisnya bahkan lebih besar dari penis raksasa milik Thomas. Dia tak lagi merasa takut bersama dengan pria lain selain aku untuk bercinta. Dia menikmatinya. Dia menikmati seks, tapi kami berdua sepakat bahwa dia tak akan melakukannya tanpa kehadiranku.

Sekarang dia suka berpakaian seksi saat bertemu dengan pria lain agar membuatnya terangsang. Kami melakukannya beberapa kali dengan pria lain dan sangat erotis bagiku melihatnya. Hidupku rasanya jadi semakin baik dan semakin bertambah baik saja sekarang karena dia sangat antusias dan senang dipuaskan oleh dua pria sekaligus dan bersikap seperti seorang putri saat melakukannya. Kami mengharapkan ada pasangan lain yang mau mencobanya bersama kami..


E N D

Pertama Kali Bertiga - 3

Kupikir dia akan memasuki Della dari belakang lagi, tapi aku salah. Dengan lemah Della berusaha mencegah Thomas yang berusaha memasukkan penisnya ke dalam lubang anusnya, tapi Della terlalu lemah setelah orgasme tadi hingga dengan mudah Thomas menepis penolakan yang diberikan Della dan meneruskan usahanya untuk masuk. Aku melihat saat dia melebarkan lubang anusnya dan menekan kepala penisnya yang besar hingga membelah otot lubang anus Della yang rapat. Della menggelinjang dan dengan lemah memohonnya untuk berhenti, tapi Thomas tak menghiraukannya. Kupikir ini saatnya untuk aku maju dan menghentikannya.. Tapi aku tak mampu karena aku sudah sangat terangsang.

Aku sudah tersihir dengan apa yang kusaksikan dan justru berharap dia memberikan anal seks pada Della. Della meronta berusaha menjauh dari penisnya, tapi kemudian Thomas mencengkeram dengan erat pinggul Della sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai memasukkan penisnya membelah lubang anus Della. Della tak menyadarinya, tapi matanya terpejam rapat ketakutan hingga malah membuat Thomas dan aku semakin bergairah. Della menatapku, mengisyaratkan agar aku menghentikan Thomas, tapi aku tak bertenaga, tak mampu bergerak ataupun bereaksi, aku begitu terangsang. Dia kembali menatapku dan aku memberinya pandangan tak berdaya. Dia sadar bahwa aku tak akan melakukan apa pun hingga akhirnya dia pejamkan matanya dan mencoba untuk tenang.

Pada akhirnya usaha Thomas berhasil dengan mendorong kepala penisnya masuk ke dalam lubang anus Della hingga membuatnya merintih kesakitan dan meremas karpet dengan kedua tangannya. Thomas terus mendorong sampai akhirnya batang penisnya masuk ke dalam lubang anus Della seluruhnya hingga kantung bola zakarnya dengan mengejutkan menghantam kelentit Della. Della lebih membenamkan wajahnya di karpet dan menjerit. Sekujur tubuhnya bergetar dan dia mulai merintih kesakitan. Aku melihat mendekat dan dapat kutemui air matanya keluar membasahi pipinya. Dengan penis yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang anus Della, Thomas memegangi pinggul Della dengan erat sambil memandangku dengan tersenyum lebar.

Aku tak akan melupakan wajah puasnya yang menggambarkan kekuasaannya terhadap seorang wanita dan mendominasinya secara menyeluruh. Dia dapat melakukan apa pun terhadap Della. Thomas mulai menyetubuhi lubang anusnya dan dapat kulihat Della akhirnya menangis sambil masih tetap berusaha mengeluarkan penis Thomas dari dalam anusnya. Dia tak menikmati paksaan Thomas terhadap anusnya. Kukira mungkin Thomas akan berhenti, tapi dia terlihat yakin dengan apa yang dilakukannya meskipun Della masih berontak menolaknya, yang malah membuat lubang anusnya semakin merapat.. Dan semakin merangsangku dan Thomas.

Dengan senyuman dan pandangan yang seakan mengatakan, 'Lihatlah saat aku membuat istrimu menjerit dan orgasme yang tak pernah dialaminya sebelumnya,' kemudian dia semakin mempererat pegangannya pada pinggul Della dan mulai bergerak mengayun keluar masuk dalam lubang anusnya yang kecil. Tak bisa kupercaya bahwa Thomas dapat memasukkan penisnya yang besar itu ke dalam lubang anus Della yang rapat dan kecil itu, tapi entah bagaimana dia memang dapat melakukannya. Belum ada yang sebesar itu memasukinya sebelumnya hingga itu membuatnya kesakitan. Air matanya terus mengalir dan tubuhnya terus mengejang, tapi aku tak mampu menghentikan Thomas, karena belum pernah kurasakan se-terangsang ini dalam hidupku sebelumnya. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung bola zakarnya menghantam kelentit dan vagina Della berulang-ulang.

Setelah beberapa ayunan panjang dalam lubang anusnya, akhirnya dapat kudengar suara decak yang keluar dari dalam lubang anusnya dan bersamaan dengan itu pula Della mulai terlihat tenang. Perlahan mulai dilepaskannya cengkeraman tangannya pada karpet, seiring dia yang mulai menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan mengayun Thomas. Aku benar-benar terkejut! Thomas tak pernah menghentikan gerakannya dan kemudian yang terjadi sungguh tak dapat dipercaya.. Della mulai mengeluarkan gumaman kata-kata dan suara yang belum pernah kudengar.

Belum pernah aku merasa begitu bangga terhadapnya seperti sekarang ini. Aku lihat lubang anusnya melebar dengan rapat mencengkeram batang penis Thomas yang membuatku yakin mengira kalau lubang anusnya akan robek lebar. Setiap kali Thomas menarik penisnya keluar, anusnya akan tertarik keluar dengan rapat bersamanya. Stamina yang dimiliki Thomas sungguh mengagumkan (sejak dia mengalami orgasme berulang kali sepengetahuanku, kali ini dia masih mampu bertahan selama ini)

Tiba-tiba sebuah erangan keras keluar dari mulut istriku saat dengan tanpa henti Thomas menyodok penisnya dengan sebuah hentakan keras ke dalam lubang anus Della sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatnya agar dia dapat masuk sedalam mungkin. Kepala Della terlempar ke belakang dan dia mengerang berusaha menarik nafasnya yang terhenti. Dia tak lagi seperti seorang wanita yang kukenal selama ini saat bercinta. Thomas telah membawanya pada level yang belum pernah dimasukinya.

Suara erangannya bagaikan seekor hewan. Thomas melihatku dari balik punggungnya, memastikan apakah aku dapat melihat dengan jelas lubang anus istriku yang dimasuki oleh penisnya. Perhatianku terpecah antara melihat lubang anus istriku yang sedang dikerjai Thomas dan konsentrasiku pada masturbasi yang sedang kulakukan saat ini. Dengan sebuah senyuman yang tak kumengerti artinya, dia meneruskan 'pekerjaannya' terhadap istriku tersayang, Della yang tak hentinya mengerang dan mendapatkan orgasme beruntun.

Setelah 3 atau 4 kali orgasmenya, kini dengan tiada hentinya dia mendapatkan orgasme lagi secara berkesinambungan. Belum pernah kulihat seorang wanita di film atau bahkan dimanapun yang mendapatkan orgasme berkesinambungan seperti yang dialami Della malam ini. Tak dapat kupalingkan mataku dari penis Thomas yang bergerak keluar masuk dalam lubang anus istriku yang rapat. Cairan cinta Della terus mengalir pada pahanya. Tubuhnya terus menggelinjang di bawah ayunan pria perkasa yang menyetubuhinya dengan tanpa henti.

Aku tak menghitung lagi berapa kali dia telah membuat Della orgasme, tapi Della benar-benar mendapatkan orgasme berulang kali hingga dia dengan lemah berusaha merangkak, sedangkan penis Thomas masih menancap dengan mantap dalam lubang anusnya. Thomas tak ingin melepaskannya dan mengikutinya hingga Della merebahkan tubuh bagian atasnya di atas sofa. Dengan sigap Thomas langsung memegangi pinggulnya dan kembali menyetubuhinya hingga getaran orgasme kembali menggoyang tubuhnya lagi. Della tak mampu lagi mengendalikan tubuhnya yang terbaring lemas di atas sofa membiarkan Thomas terus menyetubuhinya. Aku kagum pada stamina Thomas dan aku berharap dia mau berbelas kasihan barang sebentar terhadap Della, tapi nyatanya dia tidak.

Dia tetap mencengkeram pinggul Della dengan keras dan langsung mengocok lubang anusnya dengan tanpa ampun. Saat akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri, bagian matanya yang hitam seolah hilang lenyap ke dalam rongga matanya, dan dia mengerang keras sampai-sampai aku takut tetangga sebelah akan mendengarnya. Della tahu bahwa Thomas akhirnya telah keluar hingga dia menggoyangkan pantatnya dan mulutnya mulai mengerang memohon agar Thomas mengeluarkan spermanya jauh di dalam rectumnya. Thomas meledakkan bom sperma yang amat dahsyat dan kemudian jatuh terhempas di atas pantat Della, seiring Della yang kembali mendapatkan orgasme terbesarnya malam ini.

Pemandangan ini terlihat sangat erotis bagiku dengan cairan cinta Della yang membasahi semua tempat dan sperma Thomas yang meleleh keluar dari lubang anusnya. Saat Thomas berbaring kecapaian di atas lantai, Della tergeletak di atas sofa dengan sebuah lelehan sperma yang panjang turun dari pantatnya. Aku memandangi sperma tersebut yang tak terputus hingga akhirnya jatuh menetes di atas karpet dan membentuk sebuah pola basah yang semakin membesar.

Setelah berejakulasi, dia tergeletak di atas lantai dan membiarkan Della yang masih lemah dengan tubuh yang setengahnya berada di atas sofa. Dia juga teramat lelah untuk bergerak. Tak dapat kulupakan pemandangan setelah Thomas menarik keluar penisnya dan Della hanya diam terbaring di sana. Lubang anusnya terbuka lebar hingga aku dapat melihat isi dalamnya. Anal seks yang baru saja mereka lakukan meyakinkanku saat kulihat spermanya yang meleleh keluar dari dalam lubang anus Della bahwa aku menyukai segala yang terjadi. Pemandangan tadi membuatku sangat terangsang dan segera menaiki tubuh Della untuk ikut 'menyumbangkan' spermaku ke lubang anusnya yang sudah merekah. Lubang anusnya terasa sudah kendor dan membuka lebar.

Sejak saat itu, tiga kali lagi kami bersama menghabiskan waktu dengan bercinta dan bercinta lagi. Della jadi ketagihan menjadi budak seksnya dan bersedia melakukan apa pun keinginannya. Dia menjadi sangat penurut terhadapnya dan menelan sperma sesering yang Thomas kehendaki, atau bahkan Della mengijinkannya menyetubuhi lubang anusnya. Sangat menarik mengamati perubahan yang terjadi pada diri Della, kuperhatikan bahwa dia menyukai didominasi secara menyeluruh saat berhubungan seks. Thomas menyukai lubang anus Della dan dia sering menyetubuhi lubang anus Della saat kami bertiga melakukan persetubuhan dan Della selalu mendapatkan multi orgasmenya setiap kali Thomas melakukan hal itu padanya.

Suatu kali Thomas mengikuti Della berjalan menuju ke kamar kami untuk mandi setelah bersetubuh selama 3 jam non stop. Thomas masuk ke dalam kamar mandi bersamanya dan mereka kembali bersetubuh di dalam kamar mandi tersebut. Aku melihatnya dari balik kaca kamar mandi, pemandangan yang kusaksikan semakin bertambah erotis dengan butiran-butiran air yang ada di sekujur tubuh mereka dan dia kembali menyetubuhi Della dari belakang.

Tiba-tiba, hal yang membuat kami kecewa, Thomas harus segera meninggalkan kota ini. Kami merindukan seks bersama Thomas, tapi selalu berterima kasih dengan pertolongannya terhadap Della dan aku sadar bahwa kami berdua menikmati ada seorang pria lain yang bercinta dengan Della. Pengalaman seksual Della bersama Thomas mengubah seluruh kehidupan seksualnya dan bagaimana terbukanya dia sekarang terhadap eksplorasi kehidupan seksual kami. Untung saja dia tidak hamil setelah bercinta bersama Thomas.

Aku sangat berhutang budi terhadap Thomas yang telah membebaskan gairah seksual Della. Pengalaman bersamanya dalam 'permainan bertiga' kami membuat Della akhirnya menyukai melakukan hubungan seks dengan dua orang pria bersamaan, dan sekarang bahkan dengan wanita juga. Sejak dengan Thomas.. dia sudah melakukannya dengan beberapa pria lain yang ukuran penisnya bahkan lebih besar dari penis raksasa milik Thomas. Dia tak lagi merasa takut bersama dengan pria lain selain aku untuk bercinta. Dia menikmatinya. Dia menikmati seks, tapi kami berdua sepakat bahwa dia tak akan melakukannya tanpa kehadiranku.

Sekarang dia suka berpakaian seksi saat bertemu dengan pria lain agar membuatnya terangsang. Kami melakukannya beberapa kali dengan pria lain dan sangat erotis bagiku melihatnya. Hidupku rasanya jadi semakin baik dan semakin bertambah baik saja sekarang karena dia sangat antusias dan senang dipuaskan oleh dua pria sekaligus dan bersikap seperti seorang putri saat melakukannya. Kami mengharapkan ada pasangan lain yang mau mencobanya bersama kami..


E N D

Pertama Kali Bertiga - 2

Aku mengayun pelan, kedua tanganku memegangi pinggulnya agar penisku dapat lebih dalam masuk ke vaginanya saat tangan Thomas berada pada kepala Della menggerakkan seperti keinginannya saat dia menyetubuhi mulut Della. Dalam waktu yang bersamaan aku menyetubuhi Della dengan lembut dari arah belakang. Thomas menggoyangnya dengan keras, memasukkan batang penisnya sedalam-dalamnya ke mulutnya dengan tangannya menahan gerakan kepala Della. Della tersedak sewaktu Thomas berusaha merangsek semakin dalam. Aku dapat mendengar suara kekurangan nafasnya itu, tapi seperti seorang 'jalang' yang baik, Della tak juga berhenti dan aku mulai dapat mendengar lenguhannya di antara suara nafasnya yang tersedak saat dia menggoyangkan pinggulnya mengimbangi ayunanku.

Dengan semua yang tengah berlangsung ini dan pemandangan Thomas yang sedang menyetubuhi mulut Della, membuatku tak memerlukan waktu lama untuk berejakulasi di dalam tubuhnya, melumuri dinding vagina Della dengan semburan spermaku. Rasanya seperti kudapatkan orgasme terbesar dalam hidupku. Bisa kulihat orgasmeku dan oral yang diberikan Della mendekatkan orgasme Thomas.

Aku ingin menyaksikan Thomas menyetubuhi Della dan keluar dalam vaginanya, maka dengan cepat aku segera bangkit dan menyuruh Della naik ke atas sofa, merangkak untuk beralih menghisap penisku, agar Thomas dapat menyetubuhinya dari belakang. Akan selalu kuingat saat Thomas menyelipkan penisnya ke vagina Della, seakan hal itu berhenti untuk beberapa waktu. Ini adalah fantasi yang sudah lama kudambakan.

Yang membuatku kagum adalah betapa cepatnya gerakan Thomas yang sudah berada di belakang Della dan langsung melesakkan penisnya ke dalam vaginanya. Sepertinya dia hanya mengenal satu kecepatan, dan itu adalah mendorong masuk dengan cepat dan keras. Aku tak tahu apa dia pernah berpikir kalau kami akan menghentikannya menyetubuhi Della, atau kami menyuruhnya untuk memakai kondom terlebih dulu. Sebelum kami sempat bereaksi dengan apa yang dilakukannya, dia sudah berada di belakang Della dengan sekejap. Dan seperti yang Della katakan padaku kemudian, Thomas bukannya memasukkan penisnya tetapi dia menghentakkan seluruh batang penisnya ke dalam vaginanya dengan hanya sebuah dorongan saja.

Della juga mengungkapkan padaku bahwa dia belum pernah merasakan sebuah penis yang begitu besar, begitu nikmat, dan belum pernah merasa terisi penuh seperti yang dirasakannya akibat penis Thomas saat itu, saat dia melesakkannya dari belakang. Itu membuat nafas Della terhenti sejenak dan dia memutuskan untuk tak peduli apakah Thomas memakai kondom atau tidak, atau kalau-kalau dia bisa jadi hamil karenanya. Della hanya ingin dia menyetubuhinya dan merasakan bahwa dia menghantam dinding vaginanya dengan penis besarnya tersebut (dan Della belakangan juga menambahkan bahwa dia suka dengan bola zakarnya yang lebih besar dan lebih berat daripada milikku dan lebih jauh menggantung hingga saat dia sedang menyetubuhinya, kantung bola zakarnya itu akan menampar kelentitnya hingga membuatnya menggelinjang kegelian).

Tak perlu dikatakan lagi, saat menyaksikan momen ini dan melihat ekspresi wajah Della saat dia menghisapku, mendorongku dengan cepat ke batas akhir untuk yang kedua kalinya. Sepertinya aku keluar lebih keras dan lebih lama daripada yang pernah kualami sebelumnya, yang menyebabkan Della membuka matanya dan menatapku dengan mimik yang lucu menggemaskan. Aku terus mengisi mulutnya dengan berjuta sel sperma yang segera dihisap dan ditelannya. Ini adalah sebuah pengalaman pertama dalam hidupku yang sangat menguras staminaku hingga membuatku mengalami dua kali orgasme dengan hebatnya.

Saat aku berejakulasi di dalam mulut Della, Thomas menyetubuhinya dengan keras dan cepat dari belakang. Aku bangkit dan menyingkir dari medan pertempuran mereka. Dengan cepat Thomas langsung membalikkan tubuh Della agar rebah pada punggungnya. Lalu Thomas kembali memasukkan penisnya yang terlihat semakin bertambah besar saja, dan mereka mulai berciuman dengan rapat. Kaki Della berada di bahu Thomas. Dengan kaki Della yang berada di bahunya, Thomas mulai mengayun dengan tenaga yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Lengan Della melingkari leher Thomas saat dia menghentak tubuhnya.

Saat itu aku ingin menghentikan Thomas dan menyuruhnya agar memakai kondom agar Della tidak hamil. Tapi saat kulihat mereka berdua, dapat kulihat bahwa Della sudah terlalu jauh untuk dihentikan dan Thomas tengah berada dalam iramanya hingga tak kutemukan celah untuk menghentikannya barang sebentar. Setelah beberapa menit melihat mereka berdua bergerak semakin keras, itu membuatku semakin terangsang hingga tak mampu berkata apa pun, apalagi Della sendiri juga tak pernah meminta Thomas untuk memakai kondom. Mungkin saat ini memang bukan masa suburnya atau dia bahkan tak memusingkan hal itu. Di samping itu, hal ini sangat liar dan seksi bercampur menjadi satu menyaksikan seorang pria asing menyetubuhi istriku tepat di depan mataku sendiri.. Dan di rumahku sendiri.. Juga dengan seijinku.

Kepala Della terlempar kesana kemari dan kedua kelopak matanya terpejam rapat saat dia dengan rela membiarkan Thomas menyetubuhinya. Yang membuatku sedikit terkejut adalah ternyata jika Della sedang berada di puncak gairahnya, dia bisa juga mengumpat seperti seorang wanita jalang dan bahkan saat Della tahu bahwa Thomas akan segera orgasme, dia justru memintanya agar dikeluarkan jauh di dalam vaginanya! Aku hanya duduk di samping mereka, melihat, tapi aku tahu bahwa kalau aku mengingatkan Della tentang kondom, itu akan merusak semuanya dan dia akan sangat marah.

Belakangan dia mengatakan bahwa terasa sangat aneh merasakan penis Thomas mengisi penuh vaginanya dengan tanpa kondom. Setiap kali Thomas mendorong, rasanya dia mendapatkan sebuah orgasme kecil. Saat akhirnya Thomas orgasme, dia dapat merasakan penisnya berdenyut meledakkan spermanya, dan spermanya menghantam jauh ke tempat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Sewaktu Thomas mulai berejakulasi, Della mengerang keras. Dia dapat merasakan penisnya menjadi bertambah besar, dan dia semakin keras menjerit merasakan sperma Thomas menghantam jauh di dalam tubuhnya. Della mendapatkan orgasmenya sendiri karenanya hingga tubuhnya bergetar hebat, dia menyentakkan pinggulnya semakin merapat pada tubuh Thomas agar dia semakin masuk ke dalam.

Hal ini membuatku terangsang sekaligus membuatku takut. Belakangan Della meyakinkanku bahwa saat itu memang dia sedang tidak dalam masa suburnya dan syukurlah bahwa ternyata dia memang benar. Ini adalah permulaan dari serangkaian persetubuhan yang panas dan setiap kalinya tak kurang dari empat jam non stop kecuali untuk mandi berendam dengan air panas.

Saat Thomas telah orgasme, dia rebah pada punggungnya tapi Della tak mengijinkannya beristirahat. Rambutnya terlihat basah oleh keringat yang melekat pada wajah, leher, bahu dan dadanya hingga semuanya terlihat bersemu merah setelah mendapatkan begitu banyak orgasme. Setiap saat spermanya akan meledak, Della segera menghisap penisnya jauh ke dalam tenggorokannya hingga penisnya mengeras kembali.

Dengan penis besarnya tersebut, Thomas tak banyak mendapatkan wanita yang dapat menghisap penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokan hingga setiap kali Della berusaha memasukkan penisnya sampai ke dalam tenggorokannya membuat Thomas bergairah dan segera ereksi kembali. Della belakangan mengatakan padaku bahwa dia belum pernah merasakan penis yang terasa begitu lembut dalam mulutnya.

Yang membuat Della begitu bergairah saat berhubungan seks dengan Thomas adalah kenyataan bahwa Thomas mampu menyetubuhinya dengan sangat keras. Dan juga paha Thomas selalu menampar bongkahan pantat Della setiap kali dia mengayun sampai pantatnya merah dibuatnya serta gigitannya pada puting Della yang sangat sensitif, yang bahkan hanya dengan menggosoknya saja dapat memberinya orgasme hingga sangat meningkatkan kenikmatannya. Della selalu menyuruhku agar berusaha lebih keras lagi terhadapnya saat bercinta tanpa harus menjadi kejam.

Entah bagaimana, perlakuan Thomas itu membuatku khawatir sampai di mana batas ketahanan yang dimiliki Della. Aku menyadari hal itu saat melihat betapa sosok pria jalanan yang dimiliki Thomas selalu membuatnya bergairah kembali dengan perlakuannya yang keras dan cenderung kasar itu. Itu sangat kontras dengan gambaran percintaan kami selama ini meskipun sejak kuminta Thomas untuk menyetubuhinya dengan caranya sendiri dan itu memang membuat Della bergairah dan liar.

Della adalah satu-satunya wanita yang pernah kutemui yang benar-benar menyukai menghisap penis hingga ke dalam tenggorokannya dan menelan sperma seorang pria, dan dapat kulihat bahwa dia menginginkan Thomas agar keluar jauh di dalam tenggorokannya. Saat menghisapnya, Della mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang anus Thomas diiringi dengan remasan tangannya pada kantung bola zakarnya hingga membuat Thomas mengerang keenakan. Setiap kali Della menambah dorongan jarinya masuk ke dalam lubang anusnya, Thomas menggelinjang lalu mengerang. Sangat erotis untukku, Della ingin merasakan spermanya seperti yang dikatakannya padaku kemudian.

Aku terpesona menyaksikan pertarungan mereka berdua yang terlihat sangat indah dan seksi serta tubuh Thomas yang selalu menggelinjang karena perlakuan Della. Dan akhir dari pertahanannya, dia mengangkat pantatnya naik dari atas karpet dan mengerang keras mengiringi ledakan spermanya. Thomas menahan bagian belakang kepala Della agar tak bergerak. Belum pernah kudengar suara yang seperti ini, Thomas mengerang dengan nyaring, suaranya hampir menyerupai suara serigala. Reaksi tubuh Thomas membakar gairah Della hingga dia tak akan melepaskan Thomas saat dia menghisap habis sperma Thomas hingga tetesan terakhir.

Della menceritakan padaku berulang kali setelahnya bahwa dia menyukai rasa dari spermanya itu. Kupikir memang jelas bahwa Della menyukai apa pun yang dimiliki Thomas. Setelah Thomas cukup pulih, dengan bercanda dia mengatakan bahwa dia telah keluar dengam dahsyat hingga dapat membuat langit-langit ruang keluarga ini jebol jika Della tak menghisapnya tadi. Della suka dengan sikap antusiasnya dan mengatakan bahwa tidak masalah sekeras apa pun dia akan keluar dalam tenggorokannya.

Kami bertiga perlu istirahat dan pergi berendam dengan air panas dalam bak mandi. Aku pikir mereka berdua sudah selesai, tapi mereka mulai saling menyentuh, saat bibir mereka saling melumat, membuatku ereksi keras untuk yang keempat kalinya. Rasanya aneh melihat mereka tak merasakan kelelahan dalam berhubungan seks. Mereka memasuki sebuah level yang baru. Della sedang bercinta dengan Thomas dan aku merasakan cemburu dan terangsang dalam waktu yang sama.

Akhirnya, aku mengajak mereka keluar dari kamar mandi dan meneruskan kesenangan ini. Kami keluar dari kamar mandi dan hisapan Della membuat Thomas mengeras lagi hingga kemudian Della naik ke atas tubuh Thomas yang duduk di atas sofa dan dia menyetubuhinya dengan liar sampai kupikir sofa itu akan patah dibuatnya. Nafas Della terdengar memburu saat dia berusaha meraih orgasmenya lagi dengan cepat. Jelas Thomas tampak belum selesai dengan Della karena saat Della akhirnya rebah dalam pelukannya dengan orgasme yang diraihnya, Thomas langsung mendorong tubuh Della merangkak di atas karpet dan memposisikan dirinya di belakang Della.


Bersambung . . . .

Saya, Mirna dan Adiknya

Waktu itu sudah malam, sekitar pukul 9. Saya dan Mirna baru saja menyelesaikan babak ketiga pertandingan antar jenis kelamin kami yang sudah sekian kali kami lakukan. Kami ada di rumah Mirna, suami Mirna, Andre, sedang tidak berada di rumah, dia pergi tugas luar kota lagi. Sementara istri saya ada di rumah, saya punya banyak alasan kalau dia bertanya macam-macam.

"Mas Vito, aku kok kayaknya nggak pernah bosen ya 'ngewe' sama kamu.." kata Mirna.
"Lha, memangnya kalo sama Andre, bosen..? Kan dia suamimu," jawab saya agak gr.
"Bukannya gitu. Kalo sama Mas Andre gayanya itu-itu saja, dan lagi kontolnya Mas Andre kan nggak sebesar punya Mas Vito," jawab Mirna jujur sambil mengurut batang kemaluan saya yang kembali mengeras.
"Ndak boleh gitu lho Mir. Andre itu kan suamimu, dia baik lagi. Tapi, masa bodo lah, yang penting memek istrinya enak banget. Ya sudah 'ngentot' lagi yuk, mana toketmu, sini, aku mau 'nenen'..!"

Ketika kami mau mulai babak keempat, Vina, anak Mirna yang jadi sering melihat maminya di 'acak-acak', masuk ke kamar.
"Mi, masih main kuda-kudaan ya..? " tanyanya polos.
"Iya, baru mau main lagi, kenapa Vin..? kata Mirna.
"Vina mau bobo, tapi Vina takut, temenin Vina ya Mi, Om Vito main kuda-kudaanya di kamar Vina aja ya..!" pintanya penuh harap.
Ya sudah, akhirnya saya dan Mirna pindah arena ke kamarnya Vina. Sambil masih bertelanjang bulat, kami berusaha menina-bobokan Vina yang katanya tidak kangen sama papinya, dia malah menganggap saya papi kandungnya.

Baru sekitar 10 menit si Vina tertidur dan 3 menit si Mirna menghisap batang kemaluan saya, telephone di kamar Mirna berdering.
"Mas, aku ngangkat telephone dulu ya, kali aja dari Mas Andre." kata Mirna.
"Ya, jangan lama-lama.." jawab saya.

Setelah hampir 5 menit, Mirna balik lagi ke kamar dengan wajah bingung.
"Mas, adikku mau kesini. Dia sudah ada di depan komplek. Gimana nih..?" kata Mirna.
"Siapa..? Si Rere..? Dia bareng suaminya nggak..?" tanya saya berusaha tidak panik.
"Nggak sih, kan dia lagi pisah ranjang sama Gery. Sudah 4 bulan ini." jawab Mirna.
"Ya sudah, kalo dia kesini, ndak apa-apa. Bilang aja aku lagi nemenin kalian. Apa susahnya sih?"

Tidak lama kemudian Rere datang. Dia adalah wanita cantik berusia sekitar 25 tahun, dengan ukuran dada sekitar 34B (hampir sama dengan kakaknya), kulit putih bersih dan hidung yang bangir. Malam itu dia mengenakan 'Tank Top' warna biru ditutup dengan Cardigan hitam dan celana Capri (ketat, sedengkul) warna putih.

"Malam Mbak, Eh.., ada siapa nih..?" kata Rere.
"Ini Mas Vito, tetanggaku. Dia datang kesini mau nemuin Mas Andre, tapi nggak ketemu." Mirna menjawab.
"O iya, kenalin Mas, ini adikku, Rere. Re, ini namanya Mas Vito."
"Rere," katanya sambil bersalaman dengan saya.
"Vito," jawab saya.
"Kamu kenapa kesini..?" kata Mirna, "Tumben-tumbenan, mana malem-malem lagi. Kamu nggak takut apa? Daerah sini rawan pemerkosaan lho..!"

Si Rere menjawab sambil melepas Cardigan-nya dan memamerkan keindahan buah dadanya, yang dapat membuat laki-laki sesak nafas itu, katanya, "Ngapain takut, kalo diperkosa malah seneng. Aku sudah hampir 5 bulan lho Mbak, nggak 'gituan'..!"
"Kamu ini kalo ngomong sembarangan," kata Mirna sambil melirikku, "Kasian Mas Vito tuh, lagi tanggung, nanti dia ngocok disini lagi."
"Tanggung..? Emangnya kalian lagi ngapain..? Wah, macem-macem nih kayaknya..!" tanya Rere penasaran.
Si Mirna menjawab, "Kenapa emangnya..? Mau ikut nimbrung..? Suntikannya Mas Vito besar lho..!"

Saya dari tadi hanya diam dan tersenyum mendengar 'adik' saya dibicarakan dua wanita cantik.
Lalu saya angkat bicara, "Kamu ini ngomong apa sih Mir..? Emangnya kamu sudah pernah liat burungku apa..?" kata saya menggoda.
"Iya nih, Mbak Mirna. Emang udah pernah liat..?" kata Rere.
"Wah, jangan macam-macam deh Mas, mendingan kita lanjutin pertandingan tadi. Kamu mau ikutan nggak Re..?" ajak Mirna sambil kembali melepas dasternya dan melucuti celana pendek saya.
Melihat hal ini, Rere memekik pelan, "Wah, itu kontol..? Gede banget, boleh nyobain ya Mas..?"
"Ya sudah, kamu hisap-hisap ya Re..!" kata saya, "Nah, Mir kesinikan memekmu biar kujilatin..!"

Lalu kami bertiga bermain dengan riang gembira. Saya duduk di sofa, sementara Rere jongkok dan sibuk dengan batang kemaluan saya. Mirna berdiri menghadap saya sambil mengarahkan kepala saya ke liang vaginanya dan menjilatinya sampai kelojotan. Saya tidak sadar waktu Mirna agak bergeser, ternyata Rere sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, polos, telanjang bulat dan berusaha menjepit penis saya dengan kedua buah dadanya yang ternyata memang besar dan membuat gerakan naik turun.
"Ya, terus Re, enak banget..!" kata saya, sementara Mirna sudah duduk di sebelah kiri saya sambil mengulum bibir saya.
"Mas Vito, aku mau masukin ke memek ya..!" pinta Rere penuh harap.

Ketika melihat dan mengamati kemaluan Rere, saya agak kaget. Selain botak, vagina Rere juga masih terlihat sempit. Dalam hati saya berpikir, ini kakak beradik punya kemaluan kok ya sama. Lalu Rere membelakangi saya dan memasukkan batang kemaluan saya ke dalam vaginanya yang sempit itu dengan perlahan-lahan. Mirna yang juga sedikit terengah-engah memasukkan jari saya ke dalam liang kemaluannya yang mulai basah.

Rere benar-benar memperlakukan batang kemaluan saya dengan baik. Gerakan maju mundurnya sangat hebat dan terkadang dikombinasi dengan gerakan berputar. Menyikapi hal ini, saya lalu mengangkat badan Rere dan saya balikkan, hingga kami beradu pandang, dengan posisi penis saya tetap di dalam vaginanya yang keset-keset basah. Rere ternyata sangat ahli dengan posisi duduk, dia terus naik turun berusaha mengimbangi hujaman-hujaman penis saya yang makin lama makin dalam menembus pertahanan liang vaginanya.

Setelah hampir 10 menit, Rere berkata, "Mas aku keluar..!"
Tapi herannya dia masih saja menggoyang pantatnya. Sementara itu, Mirna ada di belakang Rere sambil memeluk dan meremas buah dada Rere.

3 menit kemudian, giliran saya yang bilang, "Re, aku mau keluar nih, di dalam apa di luar..?"
"Di luar saja Mas, aku mau minum pejunya," jawab Rere semangat.
"Re, cepat lepas..!" kata saya sambil mengocok batang kemaluan saya dengan cepat dan mengarahkannya ke mulut Rere yang sekarang sudah jongkok di bawah saya.
Ternyata benar, mulut Rere tidak hanya menampung sperma saya yang banyak, tapi juga benar-benar berkumur dan menelannya.

Melihat hal itu, Mirna yang vaginanya tidak aktif, langsung mendekati batang kemaluan saya dan mengulumnya lagi.
Saya yang sudah banjir keringat langsung berkata kepada Mirna, "Mir, yang bersih ya, saya istirahat dulu sebentar."
Sambil Mirna terus disibukkan dengan pekerjaannya, saya menyuruh Rere mendekat dan langsung mengulum bibirnya yang tipis dan beraroma sperma.

Tidak lama kemudian, batang kemaluan saya mulai menegang lagi. Mengetahui perbuatannya berhasil, Mirna dengan tindakan super cepat menarik saya ke lantai dan menyuruh saya telentang. Mirna dengan cepat juga langsung menduduki penis saya dan menjepitnya dengan kemaluannya. Dengan posisi seperti itu, tangan saya diberi kesempatan untuk meremas payudara Mirna dan memainkan putingnya yang agak kecoklatan.

Setelah hampir 10 menit mengerjai batang kemaluan saya, gerakan Mirna mulai agak mengendur. Saya tahu, dia sudah orgasme. Melihat hal ini, saya membalikkan badan Mirna, dan sekarang dia yang telentang. Kedua kaki Mirna yang putih itu saya buka lebar-lebar sambil menusuk vaginanya dengan gerakan yang amat cepat dan teratur. Erangan dan desahan Mirna sudah tidak saya dengarkan sama sekali.

Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah tidak dapat menahankannya lagi. Dengan posisi penis masih di dalam vagina Mirna, saya menyemprotkan cairan sperma saya untuk yang kedua kalinya malam ini. Liang senggama Mirna yang saya perhatikan beberapa hari ini sudah agak melebar, tidak kuat menampung cairan sperma saya yang kental dan banyak. Melihat hal itu, Rere langsung menjilati vagina kakaknya berusaha mendapatkan air mani lagi sambil tangannya mengocok penis saya.

Vina yang sudah tidur rupanya terbangun karena berisik.
"Mami, aku nggak bisa tidur, itu ada siapa..?"
"Eh Vina, ini Tante Rere. Kok kamu nggak tidur..?" tanya Rere sambil menyuruh Vina mendekat.
"Nggak bisa tidur Tante. Mami kenapa..? Kok kakinya terbuka, Mami sakit lagi ya..?" tanya Vina polos.
"Mami nggak sakit. Justru Mami malah sehat, kan Mami habis Om suntik, nanti sebentar lagi juga bangun." jelas saya.

"Kok Tante Rere telanjang juga? Habis disuntik juga ya sama Om Vito?"
"Iya, soalnya Tante lagi sakit memeknya jadi disuntik." kata Rere sambil mengelus vaginanya sendiri.
"Memek apa sih Tan..?" tanya Vina.
Sambil membersihkan kemaluan Mirna, saya berkata ke Vina, "Ini yang namanya memek Vin. Ini gunanya buat masukin jarum suntiknya Om Vito."
"Vina juga punya Om." kata Vina sambil menyingkap rok tidurnya.
"Iya, tapi punya Vina belom boleh disuntik. Nanti kalo sudah besar, boleh deh..!" kata Rere sambil tersenyum.

Selama seminggu Rere menginap di rumah Mirna, kami bertiga hampir tiap malam mengadakan acara begituan bersama. Vina yang selalu melihat aksi kami selalu tertawa kalau saya menyemprotkan sperma ke mulut mami dan tantenya.
"Ha.., ha.., ha.., Mami sama Tante Rere dipipisi Om Vito." katanya lucu.
Pernah sekali waktu, ketika istri saya sedang pergi, Rere main ke rumah dan minta disenggamai di lubang pantat. Karena menarik, saya lakukan saja dan ternyata itu enak sekali, seperti menjebol kemaluan perawan.

Sekali waktu, pernah juga salah seorang teman kantor saya main ke rumah ketika dua kakak beradik itu kebetulan sedang ada di rumah saya. Karena tertarik dengan Mirna, teman saya itu mengajak Mirna main di atas meja makan saya. Saya dan Rere hanya diam dan tertawa melihat teman saya menghajar kemaluan Mirna sampai Mirna mengalami multi orgasme.

TAMAT

Saya, Mirna dan Adiknya

Waktu itu sudah malam, sekitar pukul 9. Saya dan Mirna baru saja menyelesaikan babak ketiga pertandingan antar jenis kelamin kami yang sudah sekian kali kami lakukan. Kami ada di rumah Mirna, suami Mirna, Andre, sedang tidak berada di rumah, dia pergi tugas luar kota lagi. Sementara istri saya ada di rumah, saya punya banyak alasan kalau dia bertanya macam-macam.

"Mas Vito, aku kok kayaknya nggak pernah bosen ya 'ngewe' sama kamu.." kata Mirna.
"Lha, memangnya kalo sama Andre, bosen..? Kan dia suamimu," jawab saya agak gr.
"Bukannya gitu. Kalo sama Mas Andre gayanya itu-itu saja, dan lagi kontolnya Mas Andre kan nggak sebesar punya Mas Vito," jawab Mirna jujur sambil mengurut batang kemaluan saya yang kembali mengeras.
"Ndak boleh gitu lho Mir. Andre itu kan suamimu, dia baik lagi. Tapi, masa bodo lah, yang penting memek istrinya enak banget. Ya sudah 'ngentot' lagi yuk, mana toketmu, sini, aku mau 'nenen'..!"

Ketika kami mau mulai babak keempat, Vina, anak Mirna yang jadi sering melihat maminya di 'acak-acak', masuk ke kamar.
"Mi, masih main kuda-kudaan ya..? " tanyanya polos.
"Iya, baru mau main lagi, kenapa Vin..? kata Mirna.
"Vina mau bobo, tapi Vina takut, temenin Vina ya Mi, Om Vito main kuda-kudaanya di kamar Vina aja ya..!" pintanya penuh harap.
Ya sudah, akhirnya saya dan Mirna pindah arena ke kamarnya Vina. Sambil masih bertelanjang bulat, kami berusaha menina-bobokan Vina yang katanya tidak kangen sama papinya, dia malah menganggap saya papi kandungnya.

Baru sekitar 10 menit si Vina tertidur dan 3 menit si Mirna menghisap batang kemaluan saya, telephone di kamar Mirna berdering.
"Mas, aku ngangkat telephone dulu ya, kali aja dari Mas Andre." kata Mirna.
"Ya, jangan lama-lama.." jawab saya.

Setelah hampir 5 menit, Mirna balik lagi ke kamar dengan wajah bingung.
"Mas, adikku mau kesini. Dia sudah ada di depan komplek. Gimana nih..?" kata Mirna.
"Siapa..? Si Rere..? Dia bareng suaminya nggak..?" tanya saya berusaha tidak panik.
"Nggak sih, kan dia lagi pisah ranjang sama Gery. Sudah 4 bulan ini." jawab Mirna.
"Ya sudah, kalo dia kesini, ndak apa-apa. Bilang aja aku lagi nemenin kalian. Apa susahnya sih?"

Tidak lama kemudian Rere datang. Dia adalah wanita cantik berusia sekitar 25 tahun, dengan ukuran dada sekitar 34B (hampir sama dengan kakaknya), kulit putih bersih dan hidung yang bangir. Malam itu dia mengenakan 'Tank Top' warna biru ditutup dengan Cardigan hitam dan celana Capri (ketat, sedengkul) warna putih.

"Malam Mbak, Eh.., ada siapa nih..?" kata Rere.
"Ini Mas Vito, tetanggaku. Dia datang kesini mau nemuin Mas Andre, tapi nggak ketemu." Mirna menjawab.
"O iya, kenalin Mas, ini adikku, Rere. Re, ini namanya Mas Vito."
"Rere," katanya sambil bersalaman dengan saya.
"Vito," jawab saya.
"Kamu kenapa kesini..?" kata Mirna, "Tumben-tumbenan, mana malem-malem lagi. Kamu nggak takut apa? Daerah sini rawan pemerkosaan lho..!"

Si Rere menjawab sambil melepas Cardigan-nya dan memamerkan keindahan buah dadanya, yang dapat membuat laki-laki sesak nafas itu, katanya, "Ngapain takut, kalo diperkosa malah seneng. Aku sudah hampir 5 bulan lho Mbak, nggak 'gituan'..!"
"Kamu ini kalo ngomong sembarangan," kata Mirna sambil melirikku, "Kasian Mas Vito tuh, lagi tanggung, nanti dia ngocok disini lagi."
"Tanggung..? Emangnya kalian lagi ngapain..? Wah, macem-macem nih kayaknya..!" tanya Rere penasaran.
Si Mirna menjawab, "Kenapa emangnya..? Mau ikut nimbrung..? Suntikannya Mas Vito besar lho..!"

Saya dari tadi hanya diam dan tersenyum mendengar 'adik' saya dibicarakan dua wanita cantik.
Lalu saya angkat bicara, "Kamu ini ngomong apa sih Mir..? Emangnya kamu sudah pernah liat burungku apa..?" kata saya menggoda.
"Iya nih, Mbak Mirna. Emang udah pernah liat..?" kata Rere.
"Wah, jangan macam-macam deh Mas, mendingan kita lanjutin pertandingan tadi. Kamu mau ikutan nggak Re..?" ajak Mirna sambil kembali melepas dasternya dan melucuti celana pendek saya.
Melihat hal ini, Rere memekik pelan, "Wah, itu kontol..? Gede banget, boleh nyobain ya Mas..?"
"Ya sudah, kamu hisap-hisap ya Re..!" kata saya, "Nah, Mir kesinikan memekmu biar kujilatin..!"

Lalu kami bertiga bermain dengan riang gembira. Saya duduk di sofa, sementara Rere jongkok dan sibuk dengan batang kemaluan saya. Mirna berdiri menghadap saya sambil mengarahkan kepala saya ke liang vaginanya dan menjilatinya sampai kelojotan. Saya tidak sadar waktu Mirna agak bergeser, ternyata Rere sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, polos, telanjang bulat dan berusaha menjepit penis saya dengan kedua buah dadanya yang ternyata memang besar dan membuat gerakan naik turun.
"Ya, terus Re, enak banget..!" kata saya, sementara Mirna sudah duduk di sebelah kiri saya sambil mengulum bibir saya.
"Mas Vito, aku mau masukin ke memek ya..!" pinta Rere penuh harap.

Ketika melihat dan mengamati kemaluan Rere, saya agak kaget. Selain botak, vagina Rere juga masih terlihat sempit. Dalam hati saya berpikir, ini kakak beradik punya kemaluan kok ya sama. Lalu Rere membelakangi saya dan memasukkan batang kemaluan saya ke dalam vaginanya yang sempit itu dengan perlahan-lahan. Mirna yang juga sedikit terengah-engah memasukkan jari saya ke dalam liang kemaluannya yang mulai basah.

Rere benar-benar memperlakukan batang kemaluan saya dengan baik. Gerakan maju mundurnya sangat hebat dan terkadang dikombinasi dengan gerakan berputar. Menyikapi hal ini, saya lalu mengangkat badan Rere dan saya balikkan, hingga kami beradu pandang, dengan posisi penis saya tetap di dalam vaginanya yang keset-keset basah. Rere ternyata sangat ahli dengan posisi duduk, dia terus naik turun berusaha mengimbangi hujaman-hujaman penis saya yang makin lama makin dalam menembus pertahanan liang vaginanya.

Setelah hampir 10 menit, Rere berkata, "Mas aku keluar..!"
Tapi herannya dia masih saja menggoyang pantatnya. Sementara itu, Mirna ada di belakang Rere sambil memeluk dan meremas buah dada Rere.

3 menit kemudian, giliran saya yang bilang, "Re, aku mau keluar nih, di dalam apa di luar..?"
"Di luar saja Mas, aku mau minum pejunya," jawab Rere semangat.
"Re, cepat lepas..!" kata saya sambil mengocok batang kemaluan saya dengan cepat dan mengarahkannya ke mulut Rere yang sekarang sudah jongkok di bawah saya.
Ternyata benar, mulut Rere tidak hanya menampung sperma saya yang banyak, tapi juga benar-benar berkumur dan menelannya.

Melihat hal itu, Mirna yang vaginanya tidak aktif, langsung mendekati batang kemaluan saya dan mengulumnya lagi.
Saya yang sudah banjir keringat langsung berkata kepada Mirna, "Mir, yang bersih ya, saya istirahat dulu sebentar."
Sambil Mirna terus disibukkan dengan pekerjaannya, saya menyuruh Rere mendekat dan langsung mengulum bibirnya yang tipis dan beraroma sperma.

Tidak lama kemudian, batang kemaluan saya mulai menegang lagi. Mengetahui perbuatannya berhasil, Mirna dengan tindakan super cepat menarik saya ke lantai dan menyuruh saya telentang. Mirna dengan cepat juga langsung menduduki penis saya dan menjepitnya dengan kemaluannya. Dengan posisi seperti itu, tangan saya diberi kesempatan untuk meremas payudara Mirna dan memainkan putingnya yang agak kecoklatan.

Setelah hampir 10 menit mengerjai batang kemaluan saya, gerakan Mirna mulai agak mengendur. Saya tahu, dia sudah orgasme. Melihat hal ini, saya membalikkan badan Mirna, dan sekarang dia yang telentang. Kedua kaki Mirna yang putih itu saya buka lebar-lebar sambil menusuk vaginanya dengan gerakan yang amat cepat dan teratur. Erangan dan desahan Mirna sudah tidak saya dengarkan sama sekali.

Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah tidak dapat menahankannya lagi. Dengan posisi penis masih di dalam vagina Mirna, saya menyemprotkan cairan sperma saya untuk yang kedua kalinya malam ini. Liang senggama Mirna yang saya perhatikan beberapa hari ini sudah agak melebar, tidak kuat menampung cairan sperma saya yang kental dan banyak. Melihat hal itu, Rere langsung menjilati vagina kakaknya berusaha mendapatkan air mani lagi sambil tangannya mengocok penis saya.

Vina yang sudah tidur rupanya terbangun karena berisik.
"Mami, aku nggak bisa tidur, itu ada siapa..?"
"Eh Vina, ini Tante Rere. Kok kamu nggak tidur..?" tanya Rere sambil menyuruh Vina mendekat.
"Nggak bisa tidur Tante. Mami kenapa..? Kok kakinya terbuka, Mami sakit lagi ya..?" tanya Vina polos.
"Mami nggak sakit. Justru Mami malah sehat, kan Mami habis Om suntik, nanti sebentar lagi juga bangun." jelas saya.

"Kok Tante Rere telanjang juga? Habis disuntik juga ya sama Om Vito?"
"Iya, soalnya Tante lagi sakit memeknya jadi disuntik." kata Rere sambil mengelus vaginanya sendiri.
"Memek apa sih Tan..?" tanya Vina.
Sambil membersihkan kemaluan Mirna, saya berkata ke Vina, "Ini yang namanya memek Vin. Ini gunanya buat masukin jarum suntiknya Om Vito."
"Vina juga punya Om." kata Vina sambil menyingkap rok tidurnya.
"Iya, tapi punya Vina belom boleh disuntik. Nanti kalo sudah besar, boleh deh..!" kata Rere sambil tersenyum.

Selama seminggu Rere menginap di rumah Mirna, kami bertiga hampir tiap malam mengadakan acara begituan bersama. Vina yang selalu melihat aksi kami selalu tertawa kalau saya menyemprotkan sperma ke mulut mami dan tantenya.
"Ha.., ha.., ha.., Mami sama Tante Rere dipipisi Om Vito." katanya lucu.
Pernah sekali waktu, ketika istri saya sedang pergi, Rere main ke rumah dan minta disenggamai di lubang pantat. Karena menarik, saya lakukan saja dan ternyata itu enak sekali, seperti menjebol kemaluan perawan.

Sekali waktu, pernah juga salah seorang teman kantor saya main ke rumah ketika dua kakak beradik itu kebetulan sedang ada di rumah saya. Karena tertarik dengan Mirna, teman saya itu mengajak Mirna main di atas meja makan saya. Saya dan Rere hanya diam dan tertawa melihat teman saya menghajar kemaluan Mirna sampai Mirna mengalami multi orgasme.

TAMAT

Not Enough - 1

Nama saya Andy, 26/m/kota M, saya dan pacar saya keturunan chinese, pacar saya, Yanti 25 tahun. Orangnya cantik, wajahnya alim, polos, bodynya bagus, dadanya ukuran standard, kulitnya putih, dan yang paling mengesankan dari bagian tubuhnya adalah Pantatnya!:) bagi saya sih.. mengalahkan pantat J-LO. Sungguh padat dan berisi. Kalau kami bergandengan berdua, melihat dari tampang kami yang alim, sungguh tidak akan ada yang menyangka bahwa kami menyimpan gairah yang gila didalam diri kami.
Ok dhe, sekian pengenalannya.

Saya dan Yanti pacaran sudah lebih 2 tahun, dan bercinta sudah lebih dari 200x. Kami sangat puas dengan pengalaman sex kami, hanya saja sejak 1 tahun lalu, saya memiliki suatu kelainan yang cukup aneh, saya sangat bergairah jika menghayalkan Yanti bercinta dengan orang lain, tidak perduli siapa, pokoknya dengan membayangkan hal itu, gairah saya meledak. Semula Yanti agak risih dengan fantasi saya, akan tetapi dengan rayuan maut, dia dapat bergairah juga membayangkan hal itu. Singkat cerita, kamipun dapat mewujudkan ide gila tersebut.. dan sampai sekarang, tidak ada yang berubah diantara kami, tetap saling mencintai, dan saling percaya. Semula Yanti takut dianggap selingkuh dan murahan, tetapi bagi saya jika hal itu dilakukan atas pengetahuan dan anjuran saya, bagaimana hal itu dapat dikatakan selingkuh dan murahan? (setuju tidak?) kita cuma menganggapnya: SEX ONLY..

Berikut akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman ML dengan yanti dengan mengikut sertakan pihak ketiga.

Peristiwa Pertama

Kami biasanya bercinta dirumahnya pada saat kedua ortunya bepergian, suatu malam, saya sedang berduaan dirumahnya.. kita lagi bercanda sofa, tiba-tiba dengan genitnya Yanti menyingkapkan kaos saya, menggigit puting saya..
"Hmm.. gila loe.. ntar gua nggak tahan lo.." ucapku asal.
Dia cuman melirik dengan mata binal dan kembali menjilat2 putingku sesekali menghisapnya kuat..
"Agghh.. jangan Yan.. ntar Herry pulang, kita belom tau dia malam ini nginap dirumah temannya ato nggak.."
"Tenang aja.. bentar aja.. masukkan bentar aja.. gua pengen loe muncrat, dah 2 minggu ga liat loe muncrat", kata Yanti enteng, sambil meremas pantatku kuat.

Pembaca, perlu diketahui, Yanti ini walau dari luar kesannya sangat alim, justru menyimpan gairah yang binal, dia suka dimaki sewaktu bercinta, semakin jorok kata-kata yang keluar, dia semakin gila, ditengah permainan dia juga suka dikasari (tapi kita tidak menganut sex sadisme, hanya variasi liar dan kasar). Sementara dalam kehidupan sehari-hari Yanti sangat menjaga tutur katanya, nyaris tidak pernah saya mendengar dia mengucapkan kata kotor kecuali kalau dia sangat marah. Singkatnya alim deh, halus orangnya!
"Nhh.. nggak ah Yan, jangan.. ga enak tiba-tiba Herry pulang, ntar kepergok lagi.."
"Bangsat loe.. tenang aja, kedengaran kok suara motornya kalo dia pulang.. elo konsen aja.. segera keluarin mani loe.. gua lagi haus.. cepet" katanya sambil menurunkan celana pendek saya dan CD saya.

Penis saya yang belum tegang sepenuhnya langsung nongol.. dia cuman meliriknya dengan pandangan binal, sambil menggodanya dengan menyentuhkan ujung lidahnya di kepala penis saya.
"Tuh liat dah keluar cairannya.. elo tenang aja.. laki-laki nggak tau diuntung.. udah bagus gua mau jadi budak kontol loe.." kata-kata yang kasar tapi menggairahkan kembali keluar dari mulutnya..

Kami melakukan ini di rumahnya dilantai 2 disofa ruang keluarganya.. Yanti dengan sangat sangat lihai meng-oral saya. OH ya.. satu hal lagi, Yanti memiliki kemampuan yang sangat Spektakuler dalam oral sex dan Hand JOB, sangat expert! Kalau dia lagi Haid, dan saya butuh, dia hanya butuh 3 menit untuk mengeluarkan mani saya dengan mulutnya, sementara kalau bercinta, saya bisa tahan 30 menit untuk orgasme (Yah.. kami menganggap itu sebagai suatu kelebihan). Kalau berbicara soal ukuran, saya rasa saya tidak dapat membanggakan ukuran saya.. Yahh.. normal lah.. ukuran orang Asia!

"Hmm.. gimana rasanya? cepat bilang! apa yang dirasakan kontol lu sekarang?!", ucap Yanti disela-sela kesibukannya menghisap penis saya.
"Hehe biasa aja.. nggak ada yang spesial" pancingku untuk membangkitkan kemampuannya.
"Bangsat, bagaimana dengan ini..", Yanti langsung menghisap kuat penisku dan melepaskannya, kedengaran suara "PLOP" dihisap kuat lagi sambil disedot2 didalam mulutnya.. Ya ampun ini gua nggak tahan dia pintar sekali..
"Arrhh.." cuman itu yang bisa keluar dari mulutku. Tanganku meremas rambutnya..
"Kalau yang ini bagaimana?" dilepaskannya hisapannya, dikocoknya batangku dengan lihai, sambil menghisap testisku ganas.
"Agghh.." kembali cuma kata itu yang dapat keluar dari mulutku.
"Bagaimana dengan yang ini..?!" ucapnya sambil tetap mengocok batangku dan menghisap putingku.
Saya sangat sensitif dengan puting dada.

Perlu diketahui, semua percakapan kami dengan menggunakan bahasa chinese, tapi disini saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia (yahh tentu supaya pembaca mengerti).
"Ampun Yan.. jangan yang itu.. uggh"
Yanti terus mengocok batangku, sambil menghisapnya dengan lihai.. saya merasakan sperma saya berdesak2 akan keluar..
"Yan.. cepat Yan.. dikit lagi.. gua dah mau muncrat.. plzz.."
"Oh ya.. mau keluar ya.. elo mau keluar dimana.. di tangan gue ato dimulut gue.. hmm" goda Yanti lagi..
"Mulut lu Yan.. mulut.. gua pengen muncrat dimulut loe.."
"Oh ya.. boleh.. boleh.." kata Yanti seraya memperlambat kocokkannya.
Dia ingin menggoda ku, membuat saya memohon-mohon padanya.
"Cepat Yan.. jangan lambat gitu.. plzz.."

"Mau keluar ya..? Kaciaan.. nggak deh.. kalo mau keluar, elo bayar gua dulu.. elo harus anggap gue tuh Pelacur.. gua tuh pelacur.. tau nggak..? 1juta! elo boleh muncrat di mulut gue, gue telan mani loe sampe kering.. mau nggak.." goda Yanti lagi..
"Bangsat nih anak" pikir gue.. soalnya kalo gua janji, bener-bener gua harus kasi 1 juta buat dia.. tapi desakan untuk muncrat udah nggak tertahankan..
"Anjing lo.. Bangsat.. pelacur.. keluarkan gue.. keluarkan mani gue dimulut lu.. cepatt" erangku sambil mendorong kepalanya cepat..
Yanti tidak menunggu lama lagi.. tangan kanannya mengocok batang kemaluan ku.. mulutnya menyedot kepala penis saya.. gerakannya sangat cepat.. gua bener-bener nggak tahan lagi..
"Anjing lo.. gua dah mau keluarr.. aaghh.." saya tekan kepala Yanti dalam2, sedetik itu.. sperma saya dengan derasnya keluar berkali-kali dimulut yanti.. Yanti agak kewalahan menghadapi banyakknya sperma saya.. sampai-sampai mengalir keluar dari mulutnya..

Yanti terus menghisap penis saya.. dan benar, tidak setetespun yang tersisa.. kemudian Yanti terduduk di lantai sambil memperhatikan saya yang sedang meregang menikmati sisa orgasme saya. Dia memandang saya dengan pandangan mata yang aneh.. seolah-olah ikut merasakan apa yang saya rasakan..

Tiba-tiba dengan sangat tiba-tiba, mungkin karena serunya permainan tadi, kami tidak mengetahui ada sosok yang berdiri diatas tangga memperhatikan apa yang kami lakukan tadi. JIMMY! Temannya adik cowo Yanti yang kebetulan disuruh Herry mengambil barang yang ketinggalan dirumah, berdiri menjublak tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Tangannya kuat meremas ujung tangga, dengan mulut yang terbuka. Jimmy 23 tahun, teman adik kandung Yanti, sedang berdiri memperhatikan kami.

Bak disambar kereta api.. Yanti sampai menjerit, dan dengan wajah pucat seperti kertas, sementara saya dengan gerak reflek kecepatan cahaya, langsung menaikkan celana saya! Syuutt beres semuanya, seperti tidak ada kejadian apa, hanya saja Yanti tetap duduk didepan saya di lantai, pas di depan selangkangan saya.. dengan sisa sperma masih mengalir dari sela2 mulutnya..

Dengan sekejap pula saya berpikir"wah kesempatan mewujudkan fantasi sex kami bisa terwujud sekarang jika Jimmy diikut sertakan, sekalian dia jadi bisa tutup mulut, kalo dia ikut terlibat, tentu dia nggak berani bilang ke orang lain, masa dia mau pacarnya tau?jadi, sekali tepuk 2 lalat sekalian.. hehe"

Saya merasa kalau ide ini terwujud, Yanti tidak akan keberatan, kami tahu betul Jimmy ini orangnya bagaimana, tidak berandalan, ganteng, tubuhnya atletis, jauh lebih atletis dari tubuhku, dan yang paling penting dapat dipercaya!
"Ehm.. Jim, elo kok bisa masuk?" tanya Yanti mendahuluiku
"Ah? uhh.. eh.. nggak.. sorry.. gue nggak tau.. eh.. Herry kasi kunci rumah ke gue, dia nggak tau lu orang ada dirumah, ada barang ketinggalan.." sahut Jimmy gugup dengan wajah yang nggak kalah pucat.
"Jim, plz jangan bilangin ke orang lain yach, plz ya.." mohon Yanti.
"Nggak deh.. nggak bakal.. percaya deh" sahut Jimmy cepat.

Gue segera kedipin mata ke Yanti, suruh dia pergi bentar, untung Yanti nggak banyak tanya, langsung ngeloyor ke kamar mandi. Gue hampirin Jimmy.
"Jim.. gue tau lu bisa dipercaya, lu mau nggak ikutan?" tanya gue langsung.
"Hah? ikut apa?" masih tanya Jimmy dengan wajah begonya.
Dalam hati gue happy banget, Jimmy ini ganteng.
"Kita ML bertiga mau nggak? gak pa pa kok, Yanti pasti mau, kita sudah lama inginkan hal seperti ini"
"Tapi loe harus janji, ini hanya antara kita bertiga, dan ini cuman SEX, tidak melibatkan perasaan" jelasku.

Singkatnya, setelah segala perjanjian disetujui, dan skenario telah dirancang. Jimmy akan pura-pura pergi, saya dan Yanti akan bercinta, dan Jimmy harus muncul ditengah-tengah permainan.
Setelah Jimmy pura-pura pergi"Yan.. cepet dong.. yang tadi belom selesai.." teriakku.
Yanti keluar dari kamar mandi"Jimmy dah pergi? dia bisa dipercaya?"
Saya tidak menjawab pertanyaannya, langsung gue peluk dia, sampai dia merapat ke dinding, tanpa basa basi, gue turunkan celana dan CD gue.
"Andy.. gila loe ya.. gue masih shock.." protes Yanti.
"Diem aja loe bangsat, hisap kontol gue, lanjutin yang tadi!" sahutku pura-pura garang, sambil menekan pundaknya untuk jongkok menghisap penis gue. Yanti mulai menghisap penis gue yang mulai keras.
Tiba-tiba gue balikkan badan Yanti, langsung gua buka roknya dan CDnya, Yanti dalam posisi menungging, dengan kasar dan buru-buru gue tempelkan penis gue di bibir vaginanya yang sudah terbuka.

"Andy.. jangan dong, gue masih shock.. jang.. aahh"
Yanti belum sempat menyelesaikan kata-katanya, penis gue sudah menghunjam dalam vaginanya. Gue nggak beri dia kesempatan, dengan memegang pinggulnya, gue kocok dengan cepat penisku didalam vaginanya.
"Aaghh.. bangsat lu.. suka-suka lu aja fuck gue.." erang Yanti.

Setelah merasa cukup, gue cabut penisku, dorong Yanti ke sofa, gue kangkangin dadanya sambil jejalkan penis gue ke mulutnya.. selagi Yanti menyedot penisku, gue ambil handuk yang tadi dah gue persiapkan untuk ngikat matanya..
"Andy.. kok.." protes Yanti.
"Stt.. nikmati aja" sahutku cepat.

Yanti yang masih bingung, gue telungkupkan, dan gue masukkan dikit2 kemaluan gue kedalam vaginanya.. masuk dikit, gue cabut lagi.. masuk cabut lagi..
"Arhh.. mau lu apa sehh.. jangan gitu.. masukkin semuanya bangsat.. hunjam dalam-dalam.." protes Yanti.
Pas, saat itu Jimmy datang dengan senyap2, gue tersenyum sambil tetap godain Yanti dengan penetrasi yang setengah-setengah..
"Masukkin dong Dy.. Plzz.." erang Yanti.. yang tidak tahu Jimmy sudah didekat kami.

Segera gue kode Jimmy untuk gantiin posisi gue, dia ngerti, langsung buka pakaiannya sampai bugil, Wow.. kemaluannya sudah tegang.. Hebat nih anak, pikir gue.. Gue kode lagi Jimmy untuk basahkan kemaluannya supaya Yanti nggak curiga. Jimmy pelan-pelan dengan senyap membasahi kemaluannya dengan ludahnya sendiri, hmm batang kemaluannya cukup besar, setidaknya diameternya lebih besar dari punya gue..
"Dy.. cepat dongg.." pinta Yanti.. yang masih dalam keadaan tertutup matanya dan posisi membelakangi kami.

Segera dengan cepat kami berganti posisi.. dengan sangat senyap.. Jimmy langsung menempelkan penisnya di bibir vagina Yanti, gue disamping mereka tidak terlalu jauh, melihat jelas, sekarang pacarku Yanti, orang yang paling gue cintai, sebentar lagi akan dimasuki penis lain, selain penis gue. Yanti masih perawan waktu pertama kali ML sama gue, dan cuman pernah ML sama gue saja, sekarang, sesaat lagi, dia akan merasakan penis yang kedua dalam hidupnya..

Perasaan gue campur aduk, gairah yang meledak2 melihat keadaan itu, cemburu, menyesal, senang.. kayak gado-gado deh.. sekujur badan gue jadi dingin, gemetar.. ketika melihat Jimmy mulai memegang pinggul Yanti.. dan mulai mengesek2 kepala penisnya di bibir vagina Yanti, dan sekarang mulai memasukkan kepala penisnya ke dalam vagina Yanti.. saya sangat bergairah menyaksikan ini semua..
"Masukin dy.. plzz.. tunggu apa lagi..? gue dah lama nggak ngerasain sperma loe muncrat di vagina gue.. plzz.. shake gue.. plzz.. gue pelacur.. gue murahan.. entotin gue plzz.. gue.. aahh" jerit Yanti yang belum menyelesaikan perkataan mesumnya, karena Jimmy sudah menghunjam habis batangnya didalam vagina Yanti.
"Ugghh.. gilaa.. dalam banget.. bangsat loe.. kenapa kontol loe jadi.. ahh" jerit Yanti yang tidak sempat menyelesaikan kata-katanya karena Jimmy dengan cepat mengocok penisnya didalam kemaluan Yanti.

Gue bener hampir pingsan menyaksikan ini, Yantiku yang kucintai sedang merasakan penis yang kedua dalam hidupnya.. dia sedang merasakan kenikmatan yang diberikan oleh orang lain.. dan perasaanku yang amburadul menyadari ada seorang pria yang sedang meraih kenikmatan dengan menggunakan tubuh pacarku yang sangat ku cintai.. kedua orang ini sedang merasakan kenikmatan yang sangat. Jimmy terlihat sangat berusaha menahan erangannya.. Yanti menjadi sangat liar, berteriak tanpa perduli apa yang terjadi..

"Anjing loe.. enak banget.. kontol loe gede banget.. kontol loe tambah gede, tambah perkasa.. bangsat loe.. kenapa jadi begini.. shiitt.. kocok gue cepat.. kasari gue.." ceracau Yanti nggak karuan.
Jimmy tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, langsung menampar pantat Yanti dengan keras, dan menhunjamkan kemaluannya dalam-dalam. Tiba-tiba selagi mereka asik, gue kode Jimmy untuk mundur, gue pengen ngerasain jepitan Yanti, Jimmy mundur teratur, langsung gue gantiin.. gue hunjam dalam penis gue yang agak menciut..

"Ahh.. kok.. kenapa.. kontol loe.."
Belum selesai perkataan Yanti, penisku sudah membengkak kembali didalam vagina Yanti.. gue kocok terus.. dengan kasar dan dalam.. mungkin karena sensasi yang begitu besar, gue merasa sperma gue sudah diujung-ujung mau muncrat.. segera gue kode Jimmy untuk ambil alih.. Jimmy kembali menghajar vagina Yanti..

Ini saatnya Yanti diberi kejutan pikir ku.. segera dengan senyap gue ke hadapan Yanti, pelan-pelan mengarahkan penisku yang sudah mau muncrat ke mulut Yanti.. dengan pelan-pelan.. sementara Jimmy dengan cepatnya tetap mengocok batangnya divagina Yanti.. tiba-tiba, gue pencet mulut Yanti, dan kemaluan gue yang sudah dihadapan Yanti langsung menyeruak masuk dimulutnya.. Yanti tersentak dan reflek membuka penutup matanya..
"Aahh.. loee.. kok..?" Yanti langsung melihat kebelakang, mendapati Jimmy sedang menghunjam vaginanya.. dari parasnya gue tau Yanti sangat shock.. dia langsung melihat ke gue.. dan saat itu..

"ANJING.. loe.. kokk?" belum sempat Yanti menyelesaikan perkataannya.. mulutnya sudah dipenuhi oleh sperma gue yang muncrat dengan banyaknya.. pada saat itu juga, Jimmy sudah mau klimaks juga, dia dengan kasar membalikkan tubuh Yanti, dan tanpa basa basi memasukkan kemaluannya divagina Yanti.. langsung mengocoknya dengan ganas, Yanti yang masih belum menyadari apa yang sedang terjadi, langsung menerima semprotan sperma Jimmy di dadanya.. sangat banyak.. dan sangat mengesankan.. suatu peristiwa yang sangat dahsyat bagi saya..

Setelah segala ketegangan berlalu..
"Yan.. sorry deh.." ucapku
"Iya.. gue juga sorry.." timpal Jimmy
Yanti masih diem aja.. shocknya masih tertinggal.
"Gue jaga rahasia kok.. dan ini cuman kita bertiga yang tau, suerr.. gua juga nggak mau cewe gue tau, mati gue dibunuhnya" ucap Jimmy

Gue kode Jimmy untuk berlalu, Jimmy berlalu, meninggalkan kami berdua.
"Yan.. udahlah.. elo jangan gini deh.. gue cuman mau wujudkan sensasi kita.. gua jamin deh nggak ada yang berubah antara kita.. gue tetap cintai lu, ga ada yang berubah.. percaya lah.. tadi cuman SEX, anggap aja dia tuh vibrator.." jelasku.
Setelah diam lama.. Yanti menyahut"Gua marah nih"
"Plzz.. udah deh.. marah napa?"
"Marah! karena elo napa nggak bilang dari awal.. supaya gue bisa lebih nikmatin kontol Jimmy yang gede" ucap Yanti sambil tertawa..

Pembaca.. dengan tawanya itu.. hilanglah semua ganjalan.. dan tawanya itu menandakan, petualangan baru kami sudah dimulai.

Bersambung . . . . .

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More