Sabtu, 29 September 2012

Cerita Dewasa - Istriku di tukar dengan istri bos

abg narsis
Cerita Dewasa - Istriku di tukar dengan istri bos - Suatu sore di bulan April 2000, aku dipanggil "Big Boss", Pak Gun, seorang duda berumur 55 tahun, yang sebentar lagi melangsungkan pernikahannya yang kedua dengan Bu Enny mungkin sekitar umur 40-an, setengah tua tapi kencang.

Dengan penuh tanda tanya di benakku, aku masuk ke kantornya saat semua orang sudah pulang, maklum jam sudah menunjukkan 18:30 sore.

"Silahkan masuk!" sapanya ramah dari balik mejanya setelah melihat kehadiranku.
"Terima kasih Pak," jawabku.
Setelah basa basi sejenak akhirnya Pak Gun mulai menuju poin pembicaraan.
"Pak Hendra, mungkin anda masih ingat mengenai kasus di Proyek A dimana anda adalah orang yang bertanggung jawab untuk itu," katanya dengan santainya.
Serasa petir menyambar di kepalaku. Kasus itu sudah terjadi setahun yang lalu ketika aku masih di kantor cabang Surabaya dan memang kasusnya tidak pernah dinyatakan close atau masih open alias menggantung.
"Ya Pak!" jawabku lemas, karena bayangan di kepalaku hanya satu yaitu pemecatan dengan tidak hormat, meskipun semua orang tahu bahwa itu bukan kesalahanku, tetapi kesalahan orang sebelum aku yang sudah kupecat, tapi permasalahannya tetap who is responsible at this project.

"Kamu tahu kan sangsinya sesuai aturan perusahaan!" lanjutnya.

"Iii.. ya Pak," jawabku seakan tersekat di tenggorokan, membayangkan resiko yang akan menimpa aku dan keluargaku.
"So what's your plan," desaknya.
"Saya sudah clarify dengan Internal Audit mengenai hal itu, dan semua keputusan kembali ke Bapak, jadi saya menunggu guidance dari Bapak," jawabku lirih sambil melihat ujung sepatuku.
"Apa kamu masih ingin bekerja terus disini, terutama di posisimu yang sekarang ini?" tanyanya selidik.
"Tentu Pak, saya masih ingin berkarir di perusahaan ini selama diberi kesempatan."
"Kalau kamu aku berikan second chance, apa yang akan kamu berikan padaku?" tanyanya.
"Maksud Bapak?" tanyaku balik tidak mengerti.
"Apa imbalannya kalau kasus ini aku nyatakan close dan anda bersih."
"Terserah Bapak, saya ikuti semua permintaan atau petunjuk dari Bapak," kataku setengah bingung.

"Semua?"

"Ya semua, saya akan berusaha penuhi semua permintaan bapak sejauh saya mampu."
"Ha.. ha.. ha.. ha.." tawanya, membuat aku semakin tidak tahu arahnya.
"Oke Pak Hendra, aku pegang kata-katamu, kamu kan tahu sebentar lagi aku akan married dengan Bu Enny, dan aku minta special gift dari kamu secara pribadi the best gift you ever had," pintanya.
"Apa itu Pak, kalau boleh saya tahu, biar tidak salah pengertian," tanyaku masih kebingungan."Pak Hendra, you're a lucky guy, you have beautiful and sexy wife, dia sangat attractive lady terutama kalau pakai baju pesta, aku tahu itu saat perkimpoian si Erwin (anaknya) tempo hari, it make me can not forget about her performance," jelasnya.
"Maksud Bapak?" tanyaku makin kebingungan.
"Mungkin saya bukan a good boss, tapi sebagai seorang laki-laki yang normal, wajar dong kalau saya ber-fantasy dengan wanita cantik," lanjutnya.
"Terus..?" tanyaku lagi.
"Oke, to the point saja, saya ingin ditemani istrimu semalam sebagai hadiah ulang tahun dan kompensasi bahwa kasus ini close," katanya tajam sambil menatap ke arahku.
Bagai disambar geledek, aku tidak bisa bekata apa-apa, situasi serba sulit.


Kehidupan keluargaku cukup harmonis meskipun sesekali aku atau istriku melakukan extramarital tapi itu just for fun dan tanpa beban seperti ini. "Pak Hendra, permintaanku tidak perlu kamu jawab sekarang, tapi bicarakan lagi dengan istrimu dan ingat janjimu tadi serta kelangsungan karirmu di sini, aku tunggu jawabanmu sebelum pesta perkimpoian nanti," katanya melihat kebisuanku. Aku tinggalkan kantor dengan perasaan tidak karuan, anehnya perasaan horny merayap di benakku, secara pribadi tidak keberatan menyerahkan my beautiful wife pada Boss tapi bagaimana tanggapan istriku nanti.


Sesampai di rumah, sambil santai dan deg-degan, kusampaikan masalahku dan akhirnya sampai pada permintaan Pak Gun.

"Dasar Boss gila dan tak tahu diri," katanya.
Setelah kami diam beberapa saat, akhirnya dia menyerahkan masalah ini padaku.
"Kalau ini baik bagi Mas dan kita berdua, aku nggak keberatan kok, lagian kita juga pernah melakukannya, meskipun dalam konteks yang berbeda."
Plong rasanya mendengar kata-katanya.
"Tapi dengan syarat yang akan aku akan bicarakan langsung dengan Pak Gun nanti kalau waktunya tiba, jangan kuatir Mas, I still love you, this is for ours," katanya manja.
Waktu terus berlalu sejak pembicaraan dengan Pak Gun, dan pesta perkimpoian tinggal seminggu lagi, hingga akhirnya Pak Gun mengingatkanku mengenai tawaran itu.
"Saya sudah bicara dengan istriku dan dia ingin bicara langsung dengan Bapak kalau Bapak tidak keberatan," jawabku melalui HP.
"Oh tentu tidak, bicara dengan wanita secantik dan seseksi istri anda merupakan kehormatan bagiku, I'm waiting for her call," katanya sambil menutup pembicaraan.
Segera aku hubungi istriku untuk menelepon Pak Gun siang ini.

Sore hari aku diminta menghadap ke ruangan Pak Gun.

"Pak Hendra, istri anda ternyata benar-benar seorang penggoda, makin besar keinginanku untuk terhadap dia," katanya setelah kami berdua duduk di sofa ruangan direksi.
"Istriku sudah menghubungi Bapak?"
"Ya tadi siang, dan dia minta syarat yaitu dia mau menemani semalam tapi sebelum aku bulan madu dengan Bu Enny," katanya sambil mengambilkan orange juice dari lemari es.
"Istrimu minta pada saat wedding party dia mau melayani disela-sela acara, di honeymoon suite dan dia minta kalau kamu berminat ikut serta di kamar itu, sebagai hukuman katanya, dan kalau kamu mau, kamu boleh join dengan aku malakukannya secara bersama sama. Karena saat itu waktunya pasti mepet, dia mau malakukan lagi besoknya at any time dengan syarat aku belum melakukan dengan Bu Enny, dan kamu boleh join terserah kamu, it's horniest idea I ever heard," jelasnya antusias.

"Terus menurut Bapak gimana? apa aku harus join?" komentarku.

"Aku setujui permintaannya, karena acaranya standing party, I have many chance to disappear dari party just for quicky dan aku minta dia stand by di kamar at any time," jelasnya.
"Asal kamu tahu, aku sudah reserve 2 suite at same floor, satu untuk pengantin dan satunya untuk aku dan istrimu, setelah para tamu pulang istrimu stand by di kamar, kamu bisa pakai juga untuk honeymoon lagi, tapi harus ready any time for my visit, Anytime!" tegasnya.
Aku cuma bisa mengiyakan rencana mereka berdua.

Hari perkimpoian tiba, sesuai rencana kami berangkat lebih awal, dari undangan jam 7:00 kami sudah tiba di Hotel Shangrila jam 3 sore, dan langsung menuju ke suite yang sudah disiapkan untuk istriku, barangkali Pak Gun mampir sebelum acara dimulai. Sementara istriku menyiapkan diri di kamar, aku turun ke lobby, jam 6 sore para undangan dan keluarga sudah kelihatan berdatangan. Aku naik ke atas untuk memberitahu istriku supaya bersiap ke acara.


Kupencet bell kamar suite, cukup lama aku menunggu sebelum pintu dibuka oleh istriku yang cuma berbalut handuk. Diluar perkiraanku ternyata Pak Gun sudah di dalam kamar, beliau duduk di sofa kamar tidur masih memakai baju putih lengkap dengan dasi kupu-kupunya, sementara bawahnya cuma ditutupi handuk putih sama dengan yang dipakai istriku.

"Sorry Pak, aku nggak sabar menunggu sampai nanti malam, jadi iseng aku mampir kemari sambil menunggu Bu Ennie di-make up di kamar pengantin," sapanya.
"Eh anu nggak apa kok, lagian kita sudah perkirakan, udah lama Pak?" tanyaku setelah bisa menguasai diri.
"Tepat setelah kamu keluar kamar ini, aku coba HP ternyata nggak kamu bawa, jadi aku mulai saja, any problem?" jawabnya santai.
"No sir, it's okey for me, go head," jawabku, berarti sudah lebih 30 menit dia di kamar berdua dengan istriku, entah apa yang sudah dilakukan terhadap istriku yang cantik ini.

Istriku kemudian duduk di sebelah Pak Gun, aku mengambil tempat di sofa satunya sambil melihat mereka berdua. "Mari sini sayang kita lanjutkan permainan yang terputus," kata Pak Gun. Dengan sekali tarik, terlepaslah handuk yang membalut tubuh istriku, kini dia dalam keadaan telanjang di hadapan Pak Gun, terlihat begitu kontras antara mereka berdua, Lily, istriku yang cantik, 29 tahun, tinggi 167 cm dan ukuran dada 34B sedang berpelukan dengan Pak Gun, Boss-ku yang berumur sekitar 55 tahun, dengan rambut putihnya, meskipun sudah dibilang berumur ternyata postur tubuhnya masih atletis, maklum sebagai ex tentara dia pasti masih menjaga kebugaran tuguhnya.


Pak Gun dengan segera mencium buah dadanya yang kenyal kebanggaanku dari satu ke satunya, dijilatinya dan sesekali disedot dan dipermainkan putingnya dengan lidahnya, Lily cuma bisa menggelinjang keenakan sambil tangannya mulai meraba mencari pinggiran handuk yang dipakai Pak Gun dan menariknya sehingga terlepas. Terlihat batang kemaluan Pak Gun menegak ke atas, memang tidak sebesar punyaku tapi cukup hebat untuk ukuran seusia beliau. Istriku tak mau melepaskan pegangannya di kemaluan Pak Gun, dikocoknya dan sesekali di putar-putar seperti mainan anak kecil. "Kita lanjutkan yang tadi ya Pak," bisiknya manja. Tanpa menunggu jawaban dari Pak Gun, dia berdiri di atas sofa, dikangkanginya Pak Gun, Boss-ku, dia mengarahkan selangkangannya di muka Pak Gun sementara beliau mengadah menunggu kedatangannya dengan mulut terbuka dan lidah menjulur keluar. Unbelievable, Pak Gun yang selama ini dihormati dan disegani orang sekantor sekarang sedang di antara selangkangan istriku sambil menjilati vaginanya seperti orang kehausan. Sesaat kulihat istriku melirik ke arahku sambil tersenyum penuh arti, sementara tanganku mulai memijit-mijit kemaluanku yang masih tertahan di dalam celana.


Tubuh istriku mulai turun-naik di atas wajah Pak Gun seirama dengan gerakan lidah beliau, disapunya seluruh wajah Pak Gun, sementara tangan Pak Gun meremas payudara dan pantat istriku."Shit, you're damned old man, I like your lick, yess terus yaa.." teriak istriku, cukup mengejutkan, tidak ada satu orang pun berani berkata begitu kasar pada beliau, tapi kelihatan beliau oke-oke saja.


Aku sudah tak tahan, kukeluarkan kemaluanku dari celana sehingga sekarang aku bebas memegangi, tapi istriku tahu hal itu.

"Mas Hend, this is not for you, you have no turn for this time, It's Boss only, jangan macam-macam!" ancam istriku, dan aku menurut saja sambil terdiam.
Istriku kemudian duduk di sofa, kakinya dipentangkan lebar dan lututnya ditekuk.
"Kiss my ass and lick my pussy, you like it don't you, let my husband watch his boss doing to his beutiful wife," dia berkata ke Pak Gun.
Pak Gun segera berlutut di depannya dan mulai menjilati vagina istriku lagi.
"It smell good, yess I like your pussy," kata Pak Gun terus menjilat sambil memasukkan jari tangannya ke lubang vagina istriku, mulanya satu kemudian dua dan akhirnya tiga. Dikocoknya vagina istriku dengan jarinya sementara lidahnya menjilati daerah vagina dan sekitarnya hingga ke anus.
"Ohh yess I like it, yess terus Pak..!" desah istriku, sambil mengangkat kakinya tinggi ke atas, kemudian ditumpangkannya ke pundak dan akhirnya kaki mulus itu berpijak ke kepala dan bahu Pak Gun, Boss-ku.

Pak Gun bangkit dan mengatur posisi kemaluannya di depan vagina istriku, hanya berjarak satu inchi lagi dari bibir vaginanya, tiba tiba istriku bangkit dan mendorong tubuh Pak Gun hingga beliau terdorong ke belakang.

"I will not let you fuck me unless you promise that you will not fuck her tonight and also tomorrow, this two days you're mine, deal? otherwise no more other session after this," ancam istriku kepada Pak Gun, my Boss.

Ditariknya istriku ke pelukannya tapi istriku menolak dan tetap duduk di sofa hingga Pak Gun kembali berlutut di depannya. "I'll do it whatever you request as long I can fuck you," jawabnya, dan tanpa menunggu lebih lanjut segera dipeluknya istriku dan tangannya mulai mengarahkan kemaluannya ke vagina istriku, diusapnya bibir vaginanya dengan kepala kemaluan dan "Bless.." Tanpa kondom, dengan sekali dorong masuklah kemaluannya ke dalam vagina istriku yang sudah mulai basah, dia tidak pernah mengijinkan orang lain bercinta dengannya tanpa kondom, tapi ini mungkin lain bagi dia. "Kamu akan membayangkan betapa asyiknya bercinta denganku saat kamu berbulan madu," bisik istriku. Setelah semua masuk ke vagina istriku, Pak Gun perlahan mulai menggoyang tubuhnya keluar masuk dan istriku mengimbanginya. Gerakan demi gerakan menambah erotic berdua, sementara tanganku sudah mulai ikut mengocok kemaluanku, semakin cepat Pak Gun mengocok istriku semakin cepat pula tanganku mengocok kemaluanku.


"Aaah aku keluar.." teriak Pak Gun. Istriku segera mendorong tubuh Pak Gun menjauh dan memintanya berdiri, sementara dia jongkok di depan Pak Gun, tepat semprotan Pak Gun keluar ke arah muka dan tubuhnya, kemudian istriku menjilati kemaluan Pak Gun yang masih belepotan sperma, dikocoknya kemaluan itu dengan mulutnya hingga bersih. "Aaahh stop udah.. udah, cukup!" teriak Pak Gun kegelian, sambil menarik kepala istriku menjauh. Kemudian mereka berdua duduk di sofa dengan lemasnya.

"You have incredible wife, I will not let her free tonight," kemudian dia berdiri mengambil celananya yang tergeletak di ranjang.
"Jangan pakai celana dalam dan jangan coba-coba untuk mencucinya!" kata istriku.

Aku berdiri dan keluar melihat suasana di luar, setelah yakin aman baru mempersilakan Pak Gun keluar. Sekali lagi french kiss sambil meremas payudara istriku yang kesekian kalinya."I'll be here, please be ready on my sign," kata beliau, kemudian keluar menuju kamar pengantin. Mereka melakukan tak lebih dari 20 menit tetapi rasanya seperti lebih dari satu jam, kemudian istriku masuk ke kamar mandi. Sebenarnya aku ingin minta ke istriku sekedar quicky tapi dia menolak dan mengunci pintu kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia sudah keluar kamar mandi dengan memakai gaun malam yang berbeda dari yang dibawa tadi, berbelahan dada rendah sehingga tidak memungkinkan dia memakai bra dan punggung terbuka memperlihatkan punggungnya yang putih mulus, sementara belahan pahanya cukup tinggi mungkin legih dari sejengkal di atas lutut. Dengan pakaian ini dia terlihat sangat seksi apalagi ditunjang postur tubuhnya yang tinggi semampai.


Tepat pukul 7:00 kami sudah di party hall, sudah banyak pengunjung yang datang, dari kalangan bisnis dan expatriate, sementara sang mempelai sendiri belum turun ke ruangan. Kami kemudian berkeliling bersosialisasi dengan undangan lainnya baik dari kantor maupun dari luar. Sekitar 7:30 sang mempelai masuk ke party hall, diiringi oleh sanak keluarga dan anak-anaknya, Pak Gun terlihat begitu anggun dan berwibawa, sama sekali bertolak belakang dengan penampilan dia satu jam yang lalu meskipun dengan pakaian yang sama. Kami berdua ikut antri untuk memberi selamat kepada mempelai, ketika tiba giliran kami untuk memberi selamat, terlihat senyum penuh arti dari Pak Gun. "Terima kasih atas kedatangannya Pak Hendra, Bu Hendra," katanya kemudian menyorongkan kepalanya ke istriku untuk sun pipi, kulihat dia membisikkan sesuatu yang aku tidak tahu pasti. Istriku tersenyum dan istriku melakukan hal yang sama ke Bu Enny, kemudian kami kembali berbaur dengan undangan lain. "Apa katanya?" tanyakudengan tersenyum istriku menjawab, "Please be ready after this, yo're mine tonight." Gila kan itu orang tua.


Setelah acara resmi, maka beranjak ke acara santai dimana kedua mempelai sudah berbaur dengan para undangan, terlihat Bu Ennie berdansa dengan salah satu undangan sementara Pak Gun melakukan hal yang sama. Kami terpisah, karena istriku ngobrol dengan ibu-ibu lainnya sementara aku dengan teman kantor maupun rekanan bisnis lainnya. Di kesempatan lain kulihat istriku berbincang dengan Erwin beserta istrinya, Diana yang cantik jelita, anak tertua dari Pak Gun, baru menikah 9 bulan yang lalu.


"Mas, sini sebentar!" tiba-tiba istriku menarikku ke pojok ruangan.

"Mas, ternyata Erwin menginap di depan kamar kita, dan kayaknya dia tau apa yang dilakukan oleh papanya di kamar kita," kata istriku cemas.
"Oke nanti aku check deh," kataku menentramkan.
Kulihat Pak Gun kelihatan ke arah kami, tapi dia tidak berhenti cuma berkata sambil berlalu.
"Lima menit di kamar pengantin."
"Gila berani amat ini orang," komentar istriku sambil berjalan menuju lift meninggalkanku sendiri, aku sengaja tidak ikut karena ingin ngobrol lebih lanjut dengan Erwin, maka aku dekati dia yang sedang sendiri, si istri Diana entah kemana.
"Nice party," sapaku membuka percakapan, meskipun sekantor aku tidak telalu akrab, mungkin ada gap karena dia anak Big Boss.
"Yah.." katanya dingin.
"Semua keluarga nginap di sini?" kataku to the poin untuk memancing pembicaraan.
"Iya dan kamu bukan keluarga juga ikut nginap," jawabnya kecut dan angkuh.
"Kan emang ada keperluan."
"Keperluan apa sama Papa, kok sepertinya tidak bisa dilakukan di kantor?"

"Enggak, cuman masalah pribadi."

"Pribadi? Pak Hendra jangan anggap saya bodoh, saya tahu sudah lama Papa mengagumi istri Bapak yang seksi itu, dia sering tanya ke saya waktu itu dan mungkin sekaranglah saatnya bagi Papa untuk memenuhi fantasinya. Aku nggak tahu apa yang diberikan Papa sehingga kamu bisa menyerahkan istrimu ke Papa, saya yakin bukan masalah uang."
"Nothing, just for fun, Papamu secara gentlemen minta dan istriku mau so what's wrong di antara dua orang dewasa," kataku sedikit berbohong.
"Kalau aku yang minta gimana?"
"Papamu menggaransi karirku sebagai tawaran, at least selama dia masih menjabat, dan tawaranmu apa?"
Dia diam sesaat.
"Usulanmu apa?" katanya menyerah.
"Karir secara teori sudah ada yang garansi, maka harus lainnya."
"Iya apa?"

Aku pura-pura berpikir sejenak sambil membayangkan Diana yang cantik seperti Diana Pungki.

"Aku tidak butuh apa-apa dari kamu, jadi sebenarnya posisi kita sama dalam hal ini, jadi aku usul, jangan marah kalau nggak setuju bilang saja tapi tanpa marah, bagaimana kalau kita tukaran saja, kamu dengan istriku dan aku dengan Diana," usulku dengan sedikit takut.
Dia diam sejenak tanpa expresi, tapi jawabannya sungguh mengagetkan aku.
"Oke setuju, toh ini bukan pertama kali kami melakukan swaping, tapi karena istrimu sudah pernah sama Papa maka aku minta nilai lebih atas Diana, aku minta sekali dengan istrimu tanpa swaping dengan Diana, bagaimana?" jawabnya.
"Emang Papamu dengan Diana tidak pernah.." tanyaku asal-asalan, tapi jawabannya sungguh kembali tidak terduga.
"Shit! rupanya Papa sudah cerita banyak tentang Diana, oke-lah terserah kamu-lah, tapi prinsipnya aku setuju saja."
"Oke deal, don't worry my friend," jawabku sambil mengajak dia bersalaman.

"Kapan direalisasi? soal Diana itu urusanku."

"Sekarang Ppamu lagi sama istriku di kamar, masa mau ngganggu, dan nanti malam sepertinya nggak mungkin deh, Papamu mau istriku stand by anytime malam ini dan besok."
"Sebenarnya sih nggak apa, aku sama Papa pernah sih main bareng beberapa kali, bahkan waktu pertama Papa dengan Diana saat kita bulan madu, kita main berempat kok, cewek satunya seorang call girl high class, sejak itu saya tahu kalau ternyata Diana itu bisex, aku sih welcome saja kalau Diana bawa teman wanitanya ke ranjang dan kita main bertiga, jadi nothing new for us."

Istriku berjalan ke arah kami, diikuti agak jauh di belakang oleh Pak Gun yang terlihat tambah segar.

"Kok sebentar sayang?" sapaku menyambutnya.
Istriku tidak langsung menjawab tapi melihat ke arah Erwin yang berada di sampingku.
"Nggak apa sayang, Erwin sudah tahu semuanya kok, bahkan kita ada sedikit bisnis, permainan jadi berkembang."
Dia membelalakkan mata ke arahku, entah apa yang ada dalam pikirannya, Erwin hanya tersenyum dan meninggalkan kami berdua ke kelompok lainnya.
"Apaan sih?" katanya masih tidak mengerti.
"Entar aku jelasin, eh gimana barusan," tanyaku.
"Nggak ada yang istimewa, Pak Gun masuk ke kamar sebelum aku datang dan begitu masuk langsung saja aku didekap dari belakang, kemudian diciumnya tengkuk dan leherku sementara tangannya mulai menyelip dan meremas payudaraku."

Istriku berhenti sesaat ketika ada orang lewat di dekat kami, kemudian dia melanjutkan. "Aku nggak mau kalah kuremas pula kemaluannya, ternyata sudah sangat menegang, dan dia minta blowjob. Kubuka restluiting, kukeluarkan batang yang sudah menegang itu dan langsung saja aku kulum tapi itu nggak lama kemudian tubuhku ditarik ke atas dan diputar membelakanginya, Pak Gun lalu mengangkat rokku sehingga tampak celana dalam merah, tanpa membukanya segera disapukannya kepala kemaluannya ke bibir vaginaku, entah karena ludah atau karena sudah basah tanpa susah dia bisa memasukkan kemaluannya melalui celah celana dalam, terus didorongnya aku ke dinding sehingga cuman bersandar di dinding sementara dari belakang dia mengerjai aku, disodoknya semakin lama semakin cepat dan keras."


Untuk kesekian kalinya, istriku harus menghentikan ceritanya karena banyaknya orang lalu lalang di sekitar kami, semantara kemaluanku sendiri sudah mulai menegang mendengar ceritanya. "Tau nggak Mas, meskipun udah seumur dia, ternyata dia bisa melakukan itu 10 menit tanpa berhenti, dengan posisi seperti itu, aku sendiri nggak nyangka lho. Kemudian dia mengeluarkan spermanya di dalam, ternyata cukup kuat juga semprotannya terasa begitu membasahi seluruh dinding dalamku. Lalu seperti biasa, aku kulum untuk bersihkan kemaluannya, ini yang paling dia suka, belum pernah dia mengalami seperti itu. Mas aku terkejut sekali ketika aku kulum terakhir dia bilang, Ly kamu lebih hebat daripada Diana, gila nggak Mas."


"Aku tahu jawabannya, itulah yang barusan aku sebut permainan berkembang, teruskan ceritamu," jawabku sambil memperhatikan Diana yang berdiri tak jauh dari tempat kami.

"Iya itu, setelah selesai aku kulum habis, dia minta aku kembali ke pesta tanpa celana dalam, ya seperti sekarang ini, dan aku diminta ready setiap saat Pak Gun ada kesempatan."
"Jadi sekarang kamu nggak pakai underwear sama sekali," tanyaku terkejut sambil memegang pantat dia yang ternyata memang polos.
"As you feel it."
"Menurut kamu Erwin bagaimana orangnya?" tanyaku mulai memancing.
"Nice guy, dingin dan agak angkuh mungkin karena anak boss ya, dan senyumnya itu dingin-dingin menghanyutkan," jawabnya sambil melihat ke arah Erwin yang berdiri di samping Diana.
"Tadi Erwin ngajak kita orgy, menurut kamu gimana?" tanyaku.
"Mas tertarik sama Diana ya, kelihatan tuh maunya, aku sih oke-oke saja, jawabnya sambil menggodaku.
"Lelaki mana sih yang nggak tertarik sama cewek kayak Diana," jawabku membela diri.
"Pak Gun gimana?" tanya istriku.

Aku berpikir sejenak nggak tahu mau dikemanakan beliau.

"Kita tanya saja sama mereka nanti," jawabku sambil menuju pasangan Erwin dan Diana.
Ternyata usulan Erwin lebih gila lagi, dia akan mengajak Papanya untuk bergabung bersama, kemudian Erwin menghampiri ayahnya, mereka terlihat berbicara serius sambil berbisik seolah tidak mau menarik perhatian undangan lainnya. Sesaat kemudian Erwin kembali bergabung dengan kami, "Beres!" katanya. "Aku bilang bahwa ini adalah hadiah ulang perkimpoian yang paling hebat yang pernah ada, soal Bu Enny itu urusanku, kasih saja obat tidur pasti teler sampai pagi seperti kecapekan."

Jam 9:30 para undangan sudah mulai berpamitan dan setengah jam kemudian kami berempat, aku dan Lily istriku, Erwin dan Diana istrinya naik ke kamar kami, sepertinya everything is running well. Kami ngobrol sambil nonton TV, aku dengan Diana di satu sofa tempat Pak Gun "mengerjai" istriku, semantara di sofa lainnya Erwin duduk berimpit dengan Lily.


Sambil nonton TV, tangan-tangan kami sudah mulai aktif merambah ke tubuh pasangan masing-masing, pertama kali yang menjadi sasaranku adalah buah dada Diana yang montok, sepertinya 36C kemudian bibirnya yang seksi, segera kukulum karena dari tadi memang sudah menjadi perhatianku di kedua area tubuh Diana di samping lehernya yang jenjang putih. Sedangkan Erwin sepertinya tak mau kalah, sepintas kulirik ternyata mulutnya sudah mendarat di dada istriku, karena gaun malam Lily memang cukup mudah untuk dibuka sehingga dalam hitungan detik gaun itu sudah merosot setengah badan, tampaklah kulit Lily yang putih mulus itu. Sementara aku sedikit kesulitan membuka baju tradisional Diana yang cukup kompleks sehingga progress-nya terhambat. Sejauh ini hanya berhasil membuka kebaya bagian atas saja, meskipun sudah cukup menikmati bagian bukit di dada Diana yang montok, tapi masih jauh dari memuaskan. Sementara Erwin sudah berhasil melucuti gaun malam istriku dengan suksesnya yang sudah tergeletak di kakinya sehingga Lily totally telanjang, dan Erwin sendiri sudah tidak bercelana lagi.


Sedangkan aku, masih berkutat dengan kebaya si Diana, meskipun kami masih tetap berciuman tapi tanganku harus kerja keras untuk melucutinya, sengaja aku tidak mau melepas bra-nya supaya lebih penasaran, sedangkan Diana dengan mudahnya melepas celanaku, seperti halnya Erwin, aku juga sudah bottomless, dan Diana tanpa henti terus meremas dan mengocok kemaluanku yang sudah menegang. Erwin sudah berjongkok di antara kaki istriku, dijilatinya vaginanya, kulihat istriku sudah mulai merem-melek dan mendesah keenakan, Erwin tak lupa memasukkan tangannya ke lubang vagina, sementara lidahnya menyapu bibir vagina dan sekitarnya.


Setelah dengan perjuangan keras, akhirnya terlepaslah kebaya bawahnya sehingga Diana sekarang hanya memakai bikini. Bra hitam berenda selaras dengan celana dalamnya, menambah pesona seksi pada diri Diana, tapi aku tidak membiarkan diriku terlalu lama terpaku menikmati keindahan tubuhnya, kupeluk tubuhnya dan kembali kami berciuman, dari bibir turun ke leher terus mampir ke belahan buah dadanya. Segera kulepas bra yang tanpa tali penyangga itu sehingga tersembullah buah dada yang putih, montok dengan puting masih kemerahan, meskipun tidak sekencang punya istriku, tapi cukup membangkitkan gairah. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, kudaratkan mulutku untuk menjilati, mengulum dan mempermainkan puting yang menantang itu, sementara tanganku sudah menyelip di dalam celana dalamnya, ternyata shaved dan basah.Bajuku sudah terbang entah kemana, ciumanku terus turun hingga ke daerah selangkangannya, kupelorotkan celana dalamnya maka terlihatlah bukit gundul di antara kakinya, sungguh indah dan menggairahkan. Aku berlutut di depan bukit itu dan mulai menjilati bibir vaginanya dengan mudah karena tidak ada rambut di sekitarnya, kupakai teori ABC untuk mempermainkan klitoris dan vaginanya, cairan dari dalam vagina terasa lain dengan punya Lily begitu juga aromanya, dipermainkan seperti itu Diana mulai menggelinjang, mengerang dan mendesah hingga kakinya dinaikkan ke kepalaku untuk mempermudah jilatanku padanya.


Erwin sudah berganti posisi dengan istriku, Lily berlutut di antara kaki Erwin sambil mengulum kemaluannya, dijilatinya kemaluan itu dari kepala terus turun hingga ke kantong pelir begitu berulang-ulang, Erwin mendesah-desah, tangannya meraih rambut istriku dan memaksanya untuk mengulum kemaluannya lebih dalam, ditarik dan didorongnya kepala istriku pada kemaluannya.


"Ding.. dong.." bel pintu berbunyi mengganggu konsentrasi kami berempat.

"Pasti Papa," kata Erwin dan meminta istriku untuk membuka pintu.
Dengan tetap bertelanjang istriku membuka pintu kamar dan menyambut kedatangan Pak Gun.
"Aku adalah tamu kehormatannya, dan dua bidadari ini adalah my prize, kenapa kalian mulai pesta tanpa menunggu kehadiranku?" protesnya.
Tanpa menunggu tanggapan dari lainnya, digandengnya istriku dan menuju Diana yang kakinya masih dikepalaku, kemudian beliau mengajak kedua bidadari telanjang ke ranjang.
"Sebagai hukuman kamu berdua hanya boleh melihat tanpa menyentuh sampai aku ijinkan," lanjutnya sambil kedua bidadari telanjang itu melepas pakaian beliau.
"Tapi Pa.." protes Erwin.
"Tidak ada tapi, kamu sendiri yang bilang kalau Diana sebagai hadiah untukku malam ini," potong Pak Gun sambil mulai mencium bibir istriku, sementara Diana yang kebagian melepas celananya langsung memainkan alat kejantanan mertuanya yang memang sudah telanjang.

Dilayani dua bidadari cantik dan seksi seperti Diana dan istriku, gairah si tua Pak Gun kelihatan begitu menggebu, dilumatnya bibir istriku dengan ganas sementara tangannya meremas remas payudaranya, dan Diana, menantunya yang cantik dengan asyiknya mengulum alat kejantanan Pak Gun, sang mertua. Hebatnya lagi disaksikan oleh suami dari kedua bidadari itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Aku segera mengambil kursi di samping ranjang untuk segera menikmati pertunjukan ini, tanpa sengaja tanganku mulai meremas-remas kemaluanku sendiri yang dari tadi sudah basah, hasrat untuk memasukkan alat kemaluanku ke mulut Diana yang seksi itu ternyata belum kesampaian.


Sementara Erwin masih berdiri terpaku entah karena melihat bagaimana Papanya dilayani oleh istrinya atau karena hasrat untuk menikmati istriku tertunda dan didahului oleh Papanya.Kedua bidadari itu berganti posisi, istriku sudah di bawah mempermainkan kejantanan beliau, dikulumnya sampai mulut dia menyentuh pubic area, berarti semua batang kejantanan itu berada di dalam mulutnya, maklum dia biasa dengan punyaku yang jauh lebih besar dan panjang, terus dikeluarkan perlahan-lahan dan dimasukkan lagi makin lama makin cepat hingga Pak Gun yang lagi mengulum puting buah dada menantunya kelojotan, entah mungkin sedikit menggigit puting menantunya, karena Diana tampak sedikit nyengir.


Tangan Pak Gun meremas buah dada menantunya yang montok sementara mulutnya masih di satunya, semakin cepat gerakan istriku di alat kejantanannya dan dibantu belaian tangan Diana di sekitar daerah kejantanan itu, maka semakin keras dia meremas dan menyedot puting merah mudah itu.Sungguh pemandangan yang sangat erotis melihat Pak Gun yang sudah berambut putih dikerjain oleh dua bidadari cantik dan muda dengan full service. Melihat posisi istriku yang nungging sehingga vaginanya tepat ke arah Erwin berdiri seolah mengundang apalagi dengan disertai goyangan erotic menggoda, Erwin melangkah mendekat tapi aku peringatkan dengan aba-aba sehingga dia membatalkan niatnya.


Diana merangkak ke atas, dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah istriku, dikangkanginya mertuanya tepat di atas mukanya, kemudian tubuhnya diturunkan sehingga mulut mertuanya tepat di depan vaginanya, sang mertua mulai mempermainkan vagina menantunya sementara istriku masih asyik mengulum dan menjilati kemaluan Pak Gun. Diana mengatur posisinya ke "69" dengan mertuanya sehingga sekarang ada dua mulut bidadari memainkan kejantanan Pak Gun, istriku dan Diana menantunya yang mengulum secara bergantian. Tak tahan lebih lama lagi, Pak Gun meminta kedua bidadari bertukar posisi, istriku duduk di mukanya semantara beliau meminta menantunya langsung memasukkan kejantanannya ke vaginanya dengan posisi on top.


Two angel on top, one fuck by tongue another one by penis, it's incredible. Diana sepertinya tak mau membuang kesempatan, dia menggoyang pantatnya dengan liar dan cepat, naik turun tanpa menghiraukan desahan kenikmatan dari mertuanya. Diremas-remasnya sendiri buah dadanya sehingga menambah erotic pertunjukan ini. Diperlakukan sedemikian, it's too much bagi orang seusia Pak Gun, tak lama kemudian, "Shit I'm coming, Diana I'm coming," teriaknya, tapi menantunya tak menghiraukan tubuhnya tetap bergerak erotis di atas mertuanya, hingga akhirnya wajahnya ikut menegang, tangannya mencengkeram erat kaki mertuanya, ternyata dia juga orgasme mengikuti mertuanya. Diana turun dari mertuanya dan menjilati sisa sperma yang belepotan di alat kejantanan mertuanya, istriku mengikuti Diana ikut meremas-remas kejantanan Pak Gun hingga habis dan terkulai lemas.


Para suami hanya bisa memegang dan mengocok sendiri kemaluannya, sambil menikmati pertunjukan bagaimana istrinya melayani mertua dan bossnya.


Diana turun dari mertuanya dan menjilati sisa sperma yang belepotan di alat kejantanan mertuanya bercampur dangan cairannya, istriku mengikuti Diana ikut meremas remas kejantanan Pak Gun hingga habis dan terkulai lemas.

"It's my turn," pikirku bersiap menyambut Diana.
"Guys, you may have Diana for next one hour, but Lily is absolutely mine tonight, no one may do her."
Erwin kelihatan kecewa, berarti dia harus menunda lagi menikmati layanan istriku.

Diana turun dari ranjang menuju ke kamar mandi, tatanan rambutnya sudah acak-acakan begitu juga dengan make up di wajah dan baunya sudah bercampur dengan aroma sperma. Sementara di atas ranjang, istriku tiduran dipelukan Pak Gun yang kelihatan masih kelelahan, tangan istriku masih tetap mengelus kejantanan beliau dengan lembutnya sesekali diciumnya wajah Pak Gun dan beliau membalas dengan mengelus rambut hitamnya.


Sepuluh menit kemudian Diana keluar dari kamar mandi masih bertelanjang ria, aromanya sudah berbau aroma wangi, dan tanpa make up dia kelihatan lebih cantik alami meskipun rambutnya sedikit acak-acakan. Dia menuju kami dan duduk di tengah antara aku dan suaminya."Ke ruang tengah yuk, nonton TV!" ajaknya sambil meneguk orange juice-nya.


Kami bertiga menuju ruang tengah, kutinggalkan istriku yang sedang dalam pelukan Pak Gun, entah apa yang akan beliau lakukan terhadapnya. Agak canggung juga aku begitu bertiga dengan Diana dan suaminya, ada perasaan tidak enak dan segan terhadap Erwin. Untunglah Diana segera membaca situasi ini, maka kembali dia duduk di antara aku dan suaminya di tempat semula kami melakukan foreplay.


Beberapa saat kemudian, memecahkan kecanggungan, Diana mulai ambil peranan. Tangannya meraba ke pahaku sementara tangan lainnya mengelus kemaluan suaminya sambil berciuman. Aku membalas dengan memeluk dan meremas payudaranya dari belakang ketika mereka berciuman, sesekali tanganku dan tangan Erwin bersentuhan saat meremas daerah yang sama. Diana mulai mengelus dan meremas kemaluanku yang mulai mengeras dan tangan satunya melakukan hal yang sama pada suaminya, dia berjongkok di depanku tangan kirinya masih di kemaluan suaminya, sambil mengocok punya suaminya mulutnya mulai menjilati kepala kemaluanku, dia kelihatan kesulitan memasukkan kepalaku ke mulutnya apalagi sampai batangnya.


Memang kelihatan sekali kalau kemaluanku yang 17 cm dan garis tengah 4 cm, jauh lebih besar dan lebih panjang dibanding punya Erwin yang mungkin cuma 14 cm dengan garis tengah tidak lebih dari 2,5 cm, hampir sama dengan punya Pak Gun. Susah payah dia memasukkan ke mulutnya, tapi cuma kepalanya saja yang bisa masuk, kupaksakan dia memasukkan semuanya. Kepala Diana aku pegangi dan dorong supaya lebih masuk lagi kejantananku ke mulutnya, tapi dia hanya mampu mengakomodasi setengahnya saja, kutarik rambutnya ke atas, dan kembali kudorong ke bawah, lebih lama lebih cepat, sama seperti yang dilakukan mertuanya ke istriku, I want fuck her mouth, dan hingga disini hasratku terhadap dia sementara terpenuhi.

"Gila punyamu gede banget, the biggest I've ever get dan bentuknya antik lagi, melengkung ke bawah, pasti aneh deh rasanya," katanya sambil menatap kagum ke arahku.
Kemudian dia ganti ke suaminya yang dari tadi memandangiku memaksa istrinya mengulum dan fuck her beautiful wife's mouth. Belum sempat Diana menjilati kemaluan suaminya, tiba-tiba Pak Gun keluar dari kamar tidur.
"I need one guy to help me, aku perlu start up," katanya mengagetkan kami.

Tanpa menghiraukan istrinya yang ada di depannya, Erwin segera berdiri menawarkan diri.

"Aku mau asal berperan aktif tanpa diatur lagi," usulnya.
"Ayo cepat, bikin dia sesukamu," jawabnya sambil menuju ke tempat tidur kembali dan diikuti Erwin yang membiarkan istrinya masih jongkok di bawah.
"Kita pindah ke kamar yuk! Lihat apa yang dilakukan suami dan mertuamu pada istriku," ajakku meminta persetujuan Diana.
Diana rupanya cukup mengerti dan mengangguk tanpa suara.

Di atas ranjang, Erwin sudah berada di antara kaki istriku yang telentang, sementara Papanya berlutut di dekat kepala istriku sambil menyodorkan kemaluannya ke mulut istriku, dia menerima kemaluan itu dengan mulut terbuka karena sedang mendesah kenikmatan di kerjain sama Erwin dari bawah. Tanpa menunggu lebih lanjut, Pak Gun segera mengocok kemaluannya ke mulut istriku hingga masuk semua, itu bukanlah hal sulit bagi Lily untuk melayani semua itu, karena merupakan kesukaannya. Aku mengambil tempat duduk di dekat ranjang dan memangku tubuh telanjang Diana. Sambil melihat istriku bermain threesome di ranjang, tanganku meraba dan meremas payudara Diana, begitu juga dia membalas remasanku terhadap kemaluanku, sepertinya dia gemas banget dengan punyaku.


Sesekali kukulum putingnya dengan gigitan-gigitan ringan, sesekali kusedot dengan kerasnya sampai dia mendesah, tergantung suasana di atas ranjang. Teriakan dan desahan istriku ternyata berpengaruh besar terhadap suasana di kamar itu, semakin mendesah-desah kedua bapak beranak semakin liar dan aku dengan Diana juga semakin agresif. Di ranjang istriku dalam posisi merangkak mengulum kemaluan Pak Gun yang sedang duduk selonjor sedangkan Erwin menjilati vagina hingga anus istriku, sementara dua jari Erwin mengocok-ngocok lubang vaginanya. Aku mengikuti, kumainkan klitoris Diana dengan dua jariku dan kukocok seirama dengan kocokan suaminya pada istriku, Diana mulai ikut mendesah keenakan. Rambutku dijambaknya, tapi tak kupedulikan kukocok vaginanya semakin cepat. "Ssshh aahh.. ayo Mas, jangan goda aku gini, aku ingin merasakan nikmatnya alat kejantananmu, sshh.. come on!" desahnya ditelingaku. Erwin sudah mulai mengusapkan kepala kemaluannya ke bibir vagina istriku, saat-saat yang sudah dari tadi dia nantikan, dan dengan sekali dorong batang kemaluan yang tidak besar itu tertanam semuanya ke dalam vagina istriku. "Aahh sshh he emm.." desah istriku sedikit kaget tanpa melepas kulumannya pada Pak Gun.


Melihat demikian, tangan Pak Gun kembali menjambak ringan rambutnya dan lagi mendorong ke atas dan ke bawah seirama kulumannya. Erwin langsung mendorongkan maju-mundur dengan keras dan cepat tanpa ampun seolah tiada hari esok, semakin keras Erwin mendorong semakin dalam juga kemaluan Pak Gun masuk ke dalam mulutnya, double action effect. "Mmm ss.. eeghh.." desahan istriku tidak bisa lepas karena tersumbat kemaluan Pak Gun. "Sshh ayo dong Mass, tuh suamiku udah masuk ke istrimu.." Diana merajuk memancing sambil memutar tubuhnya untuk mengisi vaginanya dengan penisku, tapi aku ingin posisi lain, kuingin melihat expresi Diana saat pertama kali penisku memasukinya dan aku ingin mempermainkannya, aku ingin menikmati desahnya, aku ingin merasakan hasratnya, aku ingin merengkuh gairahnya.


Kami berubah posisi, dia duduk sementara aku jongkok di depannya, sengaja aku tidak mau menjilati vaginanya, karena tentu masih ada sisa sperma mertuanya. Posisi kemaluanku sejajar dengan vaginanya, aku ingin untuk mamasuki dari depan untuk pertama dia merasakan punyaku. Kusapukan kepala penisku di bibir vaginanya, terasa sedikit aneh karena tidak ada bulu kemaluannya, kuusapkan di sekeliling hingga dia menggelinjang kegelian tak sabar. Perlahan lahan kumasukkan kepala penisku ke lubang kemaluannya very slowly, tapi dia sudah mulai menegang, didorongnya tubuhku seolah menolak kumasuki, kutarik balik dan kembali kuusapkan di luar vaginanya yang sudah basah.


Lagi kudorongkan pelan-pelan, sedikit demi sedikit, Diana menggigit bibir bawahnya entah menahan sakit atau menahan nikmat, kepala penis sudah masuk kutarik sedikit dan kumasukkan lagi lebih dalam begitu seterusnya hingga separuh batang kemaluanku sudah berada di dalam vagina Diana. Tangannya mencengkeram tanganku dan kepalanya menengadah menjerit. "Aaahh shit, soo.. big, aahh ss.." desahnya. Tak kusangka vagina Diana masih terasa sempit dan mencengkeram kemaluanku dari dalam, mungkin karena dia ikut tegang. Erwin dan Papanya sudah berganti posisi, Pak Gun sedang menyodokkan kemaluannya ke vagina istriku dan Erwin menggantikan posisi Papanya to fuck her mouth.


Setelah tarik-dorong tarik-dorong beberapa lama akhirnya semua kemaluanku bisa masuk ke vagina Diana, kudiamkan sesaat memberi kesempatan padanya untuk menikmatinya. "Gila vaginaku terasa begitu penuh menyentuh dinding dinding yang selama ini tidak pernah tersentuh, yess I like it, aku akan merindukan saat saat seperti ini," katanya lirih memandangku dengan tatapan aneh.Perlahan mulai kutarik keluar dan perlahan lagi kudorong masuk, sampai saatnya dia siap maka aku mulai mempercepat frekuensi tarik-dorong semakin lama semakin cepat dan tambah keras, kuhentak hentakkan pinggulku ke pinggulnya seolah menjebol seluruh dinding vagina dan rahimnya.


"Aaahh.. Mass.. yess.. oohh.. god yess.." desah atau teriakannya memenuhi ruangan tidur. Tubuh Diana menggeliat dan tangannya meremas tepi kursi atau rambutku, tiba tiba kuhentikan gerakanku, dia melotot protes tidak mau kenikmatannya terhenti.

"Kamu suka?" bisikku, sambil perlahan menggoyang-goyang pantatku.
"Yess.. lebih dari yang ka.. kamu ki.. ki.. ra.." desahnya.
Kutarik pelan penisku dan kudorong cepat dan keras ke vaginanya, terus kuhentakkan lagi dengan kerasnya seiring dengan teriakan desah istriku hingga akhirnya..
"Mass Shit! Diana ke.. lu.. aahh.." Diana teriak karena orgasme, kurasakan denyutan dan remasan di vaginanya beberapa detik lalu tubuhnya melemas.
Bersamaan dengan teriakan Diana, kudengar juga teriakan orgasme Pak Gun. Aku nggak mau melepaskan penisku yang masih tegang dari vaginanya, kubiarkan dia melemaskan otot-ototnya sesaat, lalu kugoyang kembali tubuhku perlahan untuk merangsang dia supaya naik lagi.

"Apa yang dilakukan suamimu pada istriku?" bisikku sambil menggoyang-goyang, karena aku membelakangi ranjang sehingga tak bisa melihat aksi mereka.

"Mas Erwin dan Papa telentang sementara istrimu di atas penis suamiku dan sambil mengulum penis Papa yang masih belepotan sperma," katanya agak terbata-bata di antara desahnya.
"Lebih detail!" kataku sambil menyentakkan doronganku ke vaginanya.
"Aaauuwww.." dia menjerit karena tidak menduga akan aku perlakukan sekeras itu.
"Mas Erwin mengerjai istrimu dari bawah, sekarang Papa berdiri dan meremas payudara istri Mas, dan Mas Erwin mendorong lebih keras, aahh.. sshh.. terus Mas ya.. oohh God.. I love it," desahnya terus.
Kuganti posisi ke doggie, supaya aku juga bisa melihat ke istriku.

Sekarang istriku ambil kontrol, dia menggoyang-goyangkan pantatnya dan tubuhnya turun-naik sementara penis Pak Gun sudah mulai tegang lagi berada dalam kulumannya.

"Sepertinya bapak-anak begitu kompak," kometarku sambil kembali mengusapkan kepala penis ke bibir vagina Diana.
"Mereka akan saling memberi rangsangan secara tidak langsung, hingga bisa berlanjut bergiliran, aku tahu itu karena pernah mengalaminya.. aauuwww.." katanya terputus ketika kulesakkan penisku ke dalam dengan sekali sentakan, kemudian kudiamkan sesaat dan dia pun diam tak bergerak.
"Terus?" tanyaku.
"Ya mereka bisa orgasme bergantian dan saling mengisi, lebih sejam aku dikerjain kayak gitu sama mereka sampai minta ampun, kecapekan dan cairanku habis karena terlalu banyak keluar.. sshh.." jawabnya sambil mendesah ketika kutarik dan kusentakkan lagi hingga terasa kepala penisku menyentuh rahimnya.

"Percayalah, mereka tak akan membiarkan istrimu beristirahat, apalagi Mas Erwin, kamu sudah ngerjain istrinya pasti dia akan balas pada istrimu dan aauu.. ss.." lagi pembicaraannya terpotong ketika kusentakkan bersamaan kutarik pinggulnya ke arahku sehingga lebih masuk ke dalam, lalu secara simultan kudorong dan kutarik dengan keras sampai kepala Diana digoyang-goyangkan, kupegang rambutnya sebagai pegangan dan lagi kutarik-dorong dengan keras.

"Yaa aauu.. sshh.. teruss.. yess.. truss.. lebih kerass.." desahnya mulai menikmati permainanku.

Melihat istri atau menantunya diperlakukan dengan kasar begitu ternyata Pak Gun maupun Erwin mulai berlaku keras pada istriku and incredible thing happen, apa kata Diana benar adanya, mereka begitu kompak. Istriku di telentangkan, kemudian mereka berdua menjilati payudaranya masing-masing satu, kemudian Pak Gun merangkak ke selangkangan istriku, dimasukkannya kemaluannya ke vagina istriku dengan kerasnya terus langsung turun-naik dengan cepat, terlihat pantatnya maju-mundur dengan cepat secara terus menerus, beberapa menit kemudian, mungkin akan keluar, dicabutnya penisnya dari vagina istriku dan ternyata Erwin sudah siap menggantikan posisinya, dan Pak Gun kembali mengulum payudara istriku selama Erwin mengambil alih posisinya. Erwin melakukan hal yang sama hingga beberapa menit, lalu cepat dicabutnya lagi dan digantikan oleh bapaknya begitu seterusnya sampai istriku mengejang, mengerang, mendesah, menjerit, menggeliat, sambil meremas ujung bantal, entah sudah berapa kali mereka bertukar bergantian.


Kemudian mereka membalik tubuh istriku hingga posisi doggie, kembali Erwin mengambil peran pertama sementara Papanya di kepala istriku menyodorkan penisnya ke mulutnya, kejadian tadi berulang lagi dan lagi, entah sudah berapa kali istriku mengalami orgasme diperlakukan secara bergilir dan simultan seperti itu.


Melihat istriku diperlakukan seperti itu, nafsuku makin bergairah, kutegakkan badan Diana hingga berdiri dan tangannya bersandar pada meja kerja, kupeluk dari belakang dan kuremas payudaranya, dengan sedikit membungkukkan Diana kumasukkan kemaluanku ke vaginanya dari belakang, dengan masih memeluk dan meremas payudaranya, aku mulai mengocok vaginanya dengan penisku.

"Ouugghh.. yess.. fuck me harder!" bisiknya.
"Yang keras!" kataku.
"Fuck me harder.. harder.. pleaasse.." teriaknya.

Tanpa menunggu lebih lanjut, kunaikkan speed dan frekuensinya hingga dia mengerang dan kulepas pelukanku untuk memberi kebebasan dia berekspresi. Diana menelungkup di meja dan kaki tetap di lantai, tangannya memegang tepian meja hingga posisi pantatnya lebih memudahkan akses masuk lebih dalam ke vaginanya, sungguh cerdik dia.

"Ooohh yess, harder.. yess, faster.. ya ehmm, fuck me as you want," desahnya terus, sepertinya sudah lepas kontrol.
Dengan cairannya, kumasukkan jariku ke lubang anusnya untuk menambah gairah, ternyata dia menyukainya.

"Yess yaa teruss.. I like it," kembali dia mendesah liar.

"Now, your turn!" perintahku.
Kemudian aku kembali duduk di tempat yang tadi. Diana membelakangiku dan mengatur posisi di pangkuanku, perlahan menurunkan badannya hingga semua alat kemaluanku bisa masuk ke vaginanya dan langsung menggoyang liar, terasa betul bagaimana kepala penis di dalam menggesek dinding-dinding vagina atau mungkin bahkan rahim, begitu liar as she never fucked before. Diana begitu histeris, entah sudah berapa kali dia orgasme, beruntung dia begitu kompak denganku sehingga mau mengatur irama permainan sehingga aku tidak sampai orgasme sebelum sesuai yang diinginkan.

Dengan posisi begini, kami berdua bisa melihat ke arah ranjang. Istriku telentang di atas tubuh Erwin yang mengocoknya dari bawah, sementara Pak Gun berusaha menjepitkan kemaluannya ke payudara istriku, agak susah memang karena tidak sebesar punya Diana, tapi sudah cukup untuk membuat beliau melayang, sesekali dimasukkan kemaluannya ke mulut istriku, hingga kudengar teriakan beliau. "Shit I'm coming," yang ternyata tetap berada di mulut istriku atau istriku tak mau melepasnya. Kemudian istriku duduk tetap di atas tubuh Erwin dan menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, tak lama kemudian Erwin pun kelojotan, orgasme. "Ouuhh bitch!" teriaknya, tapi istriku tidak berhenti bergoyang hingga dia juga ikut menegang, matanya memejam dan kepalanya digoyang-goyangkan ke kiri-kanan atas-bawah tanda dia sedang orgasme, ternyata mereka bisa orgasme secara bersamaan.


Diana sekarang menghadap ke arahku karena, goyangannya makin liar hingga akhirnya aku tak tahan lagi, kutumpahkan spermaku di dalam hingga menghantam dinding-dinding dalam vaginanya. Bersamaan dengan denyutan keras meremas kemaluanku yang juga sedang berdenyut, kami keluar bersamaan. Kutelentangkan dia di kursi, kumasukkan kemaluanku yang berlumur sperma dan mulai melemas. Diana mengocok dan mengulum kemaluanku hingga totally lemas, sehingga bisa masuk semua ke mulutnya.


Akhirnya kami semua terkulai lemas, entah sudah berapa lama berlangsung. Kuajak Diana ke ruang tamu untuk bersantai, kutinggalkan istriku yang terkulai di antara Erwin dan Papanya di atas ranjang. Entah mereka masih bisa lanjut lagi apa tidak aku juga tidak tahu. "Mas Erwin dan Papa kalau berdua gitu begitu kompak dan sama gilanya, beberapa kali aku mengalami sampai minta ampun, apalagi waktu itu masih bulan madu, meskipun aku nggak virgin tapi dikeroyok kayak gitu baru pertama kalinya, ya kewalahan kan," katanya ketika kami sudah relaks di sofa kamar tamu.


Sekitar jam 4:00 pagi, Pak Gun meninggalkan kami berempat dan sempat pesan, "Tomorrow your wife still mine," dia sempat tidur sesaat, kuajak Diana ke tempat tidur, ternyata istriku sudah tertidur dipelukan Erwin masih dalam keadaan telanjang. Perlahan kami gabung dengan mereka tidur di ranjang, bersebelahan, kudekap istri Erwin dipelukanku dan kami pun tertidur.


TAMAT

Jumat, 28 September 2012

Cerita Dewasa Regina Cewek Hot Pemalu


Dalam Dunia Kita - kali ini akan Memberikan Cerita Sex Tentang Cerita Dewasa Regina Cewek Hot Pemalu,langsung saja kita simak - Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. 
Cerita Dewasa
Cerita Dewasa Regina Cewek Hot Pemalu
Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu. Tak lama kemudian pembantunya keluar."Ada perlu apa, Non?" tanyanya."Ng.. Gina ada, Mbak?""Ada, tunggu sebentar ya." Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali.

"Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.""Baiklah, Mbak."Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina. Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis.

Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya."Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.""Lho, kamu lagi ngapain, Gin?" tanyaku."Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.""Kenapa?" "Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.""Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong", kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur. Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar."Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!" kataku sambil berusaha melepaskan diri.

Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja. Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang."Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho", kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.Aku hanya tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku.

Cerita Dewasa Regina Cewek Hot Pemalu Terasa kenyal dan ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.Setelah puas merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku menerimanya. Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku, sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular, bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan.

Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja. Regina semakin memelukku dengan erat."Ouuhh.. Irene.. ouuhh!"Aku dan Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan. Sejenak ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku. Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami berdua sama-sama mendesah."Ouuhh.. ouuhh.." aku menjerit kecil tatkala lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri liang vaginaku. Ia menjilat-jilat bagian dalam "daerah terlarang"ku yang mulai basah itu.
Aku menjerit lagi, ketika ujung lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu. Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.Tak lama kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku. Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku. Kepalanya menghadap ke selangkanganku.

Demikian pula kepalaku menghadap ke selangkangannya. Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku. Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam "gua keramat"ku itu.Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian."Ouuhh.. Gina.. teruskan..!" desisku bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya. Sementara itu di sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam liang kewanitaan lawan masing-masing.

Kami berdua menggerinjal-gerinjal keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.Beberapa detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.
(TAMAT)

Demikian Cerita Dewasa Regina Cewek Hot Pemalu,Semoga anda dapat terhibur atas posting kami kali ini,ikuti terus update kami selanjutnya di Dalam Dunia Kitta,Terimakasih

Cerita Dewasa Cinta Terlarang Dalam Birahi


Dalam Dunia Kita - kali ini akan Memberikan Cerita Sex Tentang Cerita Dewasa Cinta Terlarang Dalam Birahi,langsung saja kita simak - Devi dan Sony adalah dua remaja yang sedang dimabuk cinta, keduanya mengagungkan kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi perasaan kasih sayang yang selama ini menghinggapi kedua sejoli itu.
Cerita Dewasa
Cerita Dewasa Cinta Terlarang Dalam Birahi
Hubungan mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi dengan kisah-kisah romantis yang indah. Janji untuk saling setia dan mengasihi selamanya sampai ajal menjemputpun diucapkan. "Dev!, Aku punya kaset CD menarik yang bercerita tentang gejolak cinta anak muda Amerika!", Kata Sony kepada Devi saat istirahat di sekolah. "Wah menarik sekali! Ingin rasanya aku menonton", respon Devi penuh antusias. "Kalau begitu habis sekolah kita nonton bareng di rumahku, kebetulan rumah sedang kosong, Mama dan Papa sedang ke Medan, kakakku ke Surabaya ngurus skripsinya, pembantu pulang kampung jadi aku sendirian nich!", tawar Sony pada gadis cantik di depannya. 

"Cihui!, Kita bisa bebas dong, nggak ada mata sinis atau muka cemberut dari ortumu!", teriak Devi kegirangan. "Jangan gitu dong!, jelek-jelek mereka orang yang memeliharaku lho". "Maaf deh!, maaf aku hanya bercanda". "Teet!".., "Teet!" "Waduh bel masuk sudah berbunyi tuh! Yuk, kita masuk ke kelas! Oh ya, kutunggu kau di depan gerbang sekolah". "Cup!", Sony mencium kening Devi dengan mesra. "Saya mencintaimu Dev!". "Saya juga mnecintaimu Son!". Keduanyapun segera menghambur menuju kelas masing-masing. 

"Ayo Dev masuk, nggak usah sungkan nggak ada orang kok, anggap aja rumah sendiri", ajak remaja tanggung yang memiliki wajah mirip Keanu Reves kepada Devi, gadis bertubuh montok berwajah cantik yang berhasil digaetnya tiga bulan lalu dengan perjuangan yang gigih. "Aku ambil minum dulu, kamu langsung aja puter filmnya, ini CD-nya". Tanpa diperintah lagi Devi langsung meraih kaset CD dari tangan Sony dan langsung memasukkannya dalam VCD Player yang ada di ruang keluarga. 

"Gimana Dev filmnya, bagus nggak?", tanya Sony saat keluar dari dapur dengan membawa sebotol air putih beserta 2 gelas. "Belum tahu dong, baru saja mulai". "Wah!, bintangnya ganteng dan cantik lho Son, seperti kita berdua". "Bisa saja kamu". 

Merekapun tampak asyik masyuk menikmati film di layar gelas 29 inci. Keduannya sangat mesra, mereka duduk dengan perpelukan, sesekali Sony mencium pipi Devi yang merah dan mulus, Devipun tak mau kalah, dia balas mencium. Siang itu agaknya dunia berpihak pada mereka. Suasana rumah yang sepi membuat mereka berdua leluasa menumpahkan kasih sayang selama ini terkekang oleh aturan orang tua. Namun canda dan tawa mereka tiba-tiba terhenti berganti dengan desahan-desahan halus dari speaker sub woofer TV, tubuh kedua remaja itu menegang, wajah mereka memerah seperti kepiting rebus, nafas mereka terdengar memburu. Tatapan mata mereka tertuju pada adegan film yang membuat jantung berdegup kencang. 

Devi dan Sony tampak menghayati permainan dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang pun saling berpagutan, mengulum, berciuman, menjilati kemaluan, erangan halus dan desahan nafas bintang remaja amerika itu mematri amat kuat dalam ingatan mereka berdua. Nafsu birahi dua sejoli yang sedang dilanda kasmaran merambat naik membuat keduanya menggigil menahan gejolak yang sangat kuat. "Dev, aku mencintaimu, aku men.., men.., menyayangimu", kata Sony dengan suara bergetar sembari mencium tangan Devi. "Aku jug.., juga cinta kamu Son", kata Devi terbata-bata Keduanya saling berpandangan, nafsu birahi mereka mencuat dirangsang oleh tontonan yang aduhai dan memabukkan. 

"Devi.., aku ingin kita bersatu jiwa dan raga". "Maksudmu?". "Aku ingin kita melakukan seperti difilm itu". "Maksudmu hubungan seks!" kata Devi terkejut, Sony hanya menganggukkan kepala. "Tidak Son, Kita belum meni.." Belum selesai perkataannya, tubuh Devi menggigil hebat saat sangat Sony merayapi buah dadanya yang telah mengeras melalui sela-sela kancing baju. "Kau cantik Dev, aku ingin mencurahkan kasih sayangku padamu", bisik Sony sambil lidahnya menjilati daun telinga Devi. "Son!, jang.., an Son jang..". "Tidak Dev, kau adalah milikku, kita akan bersama selamanya dan tidak akan pernah berpisah". 

Devi tak kuasa menolak ajakan bejat dari Sony untuk melakukan hubungan badan, nafsu birahinya telah menguasai akal sehatnya. Sony mulai melakukan serangan kepada Devi, memory gerakan yang ada difilm segera saja dipraktekkan. Sony memagut bibir Devi dan Devipun membalas dengan hangat, keduanya saling mengulum dan berpelukan mesra. Walau masih pelajar SMU tangan sony telah terampil untuk membuat rangsangan dahsyat ke tubuh Devi yang sintal dan mulus itu. Satu persatu kancing baju seragam Devi dilepasnya dan kini tampak kutang berwarna putih menyembuh keluar. Melihat kutang Devi, Sony tak tahan lagi, dia langsung melepas kutang itu dan membenamkan wajahnya di buah dada yang ranum milik Devi. Disedot-sedotnya puting susu Devi yang kenyal. 
"Ahh.., uuh.., ahh.., uuh", Devi tampak mengerang keenakan ketika tangan kiri Sony mulai meremas-remas buah dada Devi dan mulutnya menyedot puting susu Devi.Perlakuan itu membuat nafas gadis cantik yang masih perawan itu memburu dan tubuhnya menggelinjang tak karuan. "Son.., uhh.., ugh.., ahh!", mulut Devi menganga saat mengerang menahan hentakan nafsu dan aliran hawa aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini. 

Mendengar erangan Devi yang erotis membuat penis Sony mengeras dan menegang. Penis yang selama ini hanya dipuaskan dengan tangan, agaknya akan menemukan lubang fantasi yang sebenarnya telah diinginkannya sejak lama. Nafasnya memburu peluh mulai bercucuran seiring dengan naiknya panas tubuh mereka. Sony mulai menyusuri tubuh Devi yang montok, dia mengendus-endus dan mencium serta menjilati perut Devi, membuat gadis berumur 17 tahun itu kegelian dibuatnya. Rok abu-abu yang masih melekat segera dilepas Sony dengan setengah paksa. 

"Dev, kau cantik sayang, tubuhmu indah, hmm, nikmat!", rayuan gombal Sony membuat perasaan Devi melambung menembus awang-awang. "Son.., lakukanlah!, lakukanlah!". "Sabar Dev, kita akan bersama-sama menjumpai kenikmatan yang maha dahsyat yang belum pernah kita rasakan. "Agghh.., ughh.., uuh.., ahh", tubuh Devi menggelinjang, nafasnya memburu dan dari mulutnya keluar erangan kenikmatan saat tangan nakal Sony meremas vagina Devi yang masih tertutup celana dalam berwarna hitam. Lelaki berumur 19 tahun itu menindih tubuh kekasihnya, ditatapnya wajah cantik dengan bibir merah merekah dengan mesra. 

"Buka matamu Dev, rasakan aliran nikmat yang terus menerjang dan mendesak-desak tubuh kita", pinta Sony saat melihat mata Devi terpejam karena tak kuasa menahan kenikmatan yang asing dan baru pertama kali ini dia rasakan. "Bagaimana sayang, kau bahagia?", tanya lelaki itu sembari tersenyum romantis. "Kau nakal Son?, Kau membuatku lupa diri". "Aku ingin membahagiakanmu Dev". "Uuuh.., aah.., uhh", Devi kembali mengerang saat lehernya digigit lembut oleh Sony. "Dev, bantu aku membuka bajuku". Gadis yang telah memuncak birahinya itupun langsung membuka kancing baju pacar yang menindih tubuhnya. "Jangan gitu dong Son, bajumu nggak bisa kulepas, jangan menciumi aku dulu". "Oh Sorry, habis kamu cantik sih", keduanya langsung tertawa cekikikan. "Oke, aku buka sendiri deh", setelah berkata begitu Sony langsung melepas baju dan celana panjang sehingga kini dia hanya memakai celana dalam saja dan tampak kepala penisnya menyembul keluar seakan mau berkata kalau dia sudah siap untuk bertugas. 

Tanpa kompromi lagi, dia langsung menghujani ciuman ke leher, bibir dan buah dada Devi dengan penuh nafsu, digelutnya tubuh gadis yang membuatnya mabuk kepayang itu dengan aroma birahi. Keduanya bergulingan di lantai, mereka sudah tidak mempedulikan sekelilingnya, film dari VCD yang masih berlangsung sudah tidak menarik lagi bagi mereka, benda-benda di sekitar ruang keluarga menjadi saksi bisu bagaimana Sony dan Devi memburu kenikmatan yang hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah resmi menjadi suami isteri. "Dev, Hmm". "Sony.., kau hebat aku bangga padamu". "Auuhh.., aghh.., uhh" 

Cerita Dewasa Cinta Terlarang Dalam Birahi Kembali Sony menyusuri lembah-lembah misteri di tubuh devi, dan sampailah kini dia di lembah yang paling rahasia bagi kewanitaan Devi, Vagina, kulit paha yang putih mulus membuat penis Sony mengangguk-angguk dengan hebat, CD-nya sudah tidak sanggup menahan desakan penis yang telah membesar itu. Celana dalam Devi yang masih membungkus vagina segera dilepas Sony dan tampaklah vagina Devi yang memancarkan cahaya birahi amat kuat, membuat Sony kelabakan. Nafsu Sony bertambah beringas melihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus, ditekuknya lutut Devi dan dibukanya paha Devi. Sony melihat daging merah ranum yang membuatnya menelan ludah. Tanpa ba.., bi.., Bu lagi dibenamkannya kepala Sony diantara kedua paha Devi. Dijilatinya selakangan Devi, kemudian disedotnya bibir vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu, klitoris Devi menegang jadinya, Sony pun tanggap bahwa Devi telah meningkat birahinya dan diapun langsung menggetarkan klitoris itu dengan telunjuk kanannya, membuat vagina devi semakin membesar dan mengencang. 

Tak lama cairan bening vagina tanpa permisi mengucur deras membasahi bulu-bulu lembut yang ada di sekeliling bibir vagina, bahkan sebagian tumpah membasahi lantai keramik ruang keluarga tempat kedua remaja itu memadu cinta. Sony pun segera menghisap cairan itu dan menyedotnya sampai licin tandas. "Uuuenak tenan Dev, manis, asin dan gurih", kata Sony, mendegar perkataan kekasihnya Devi tersenyum bangga. Sony kembali menggetarkan klitoris Devi, diapun mengkombinasikan dengan sedotan pada puting susu Devi yang mengeras. "Uuuh.., ughh.., aahh", tubuh Devi menegang dan menggelinjang dengan dahsyat, kedua tangannya menjambak rambut Sony yang sedang asyik mengulum susu putihnya. "Son, masukkan penismu Son dalam vaginaku.., cepat Son.., cepat.., aku akan.., aah.., aahh.., uhh.., auughh.., auu", erangan Devi kali ini lebih keras dari sebelumnya, tubuhnya berguncang hebat, lenguhan panjang keluar dari mulutnya. Dia orgasme! . 

Setelah Devi tenang, kembali Sony menindih tubuh Devi yang telah bugil. 
"Sabar Dev, ini baru permulaan, kita akan merasakan kenikmatan yang lebih nikmat lagi". Diciumnya gadis yang dicintainya itu dengan kasih sayang, Devi kelihatan tampak puas setelah dia menggapai bintang-bintang lazuardi di langit kenikmatan. 
"Ok Dev, sekarang gantian kau yang merangsangku", Sony meraih tangan devi, diapun duduk di Sofa. "Dev, Kamu pintar berkaroake kan?, Nah sekarang penisku kamu buat karaoke Dev, jilatilah dan kulumlah", pinta Sony pada Devi yang masih terlihat merem melek. Sony langsung melepaskan celana dalamnya sendiri dan tampaklah penis yang besar dan panjang bagaikan pisang raja sehingga membuat Devi sedikit ragu untuk mendekat. "Jangan takut Dev, tidak apa-apa, Ini milikmu, kau berhak memiliki dan menikmati penisku Dev", kata Sony sambil menarik kedua tangan Devi dan dilekatkan pada penis yang kekar itu 

Devi pun mulai terbiasa dan dia langsung menjilati kepala penis dengan antusias dan penuh birahi, membuat Sony merem melek keenakan. "Terus Dev.., teruus.., oohh.., uuhh nikmat". Dikulumnya Kepala penis itu dan disedotnya dengan mulut Devi yang membuat tenaga Sony seakan-akan luluh lantak, diapun mengerang dan menggelinjang menahan birahi yang sangat dahsyat. Devi yang sudah mulai mengikuti irama seks Sony melancarkan serangan, dia menjilati scrotum Sony, rambut kemaluan yang lebat tak luput dari tangan terampil Devi membuat Sony kelabakan dan ngos-ngosan. Setelah beberapa lama Devi mengaduk-aduk dan membelai dengan sentuhan nafsu yang ganas penis Sony, tubuh Sony pun bergetar hebat, dia merasakan aliran aneh menyusup di sekujur tubuhnya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki, tubuh Sony berguncang dengan keras membuat sofa tempat dia duduk mengeluarkan bunyi nyaring. 

"Dev.., ooghh.., ughh.., Dev.., kau.., kau". "Croot.., croot.., crot", sperma Sony menyembur ke dalam mulut Devi membuat gadis bertubuh putih mulus itu tersedak. "Wah sperma mu banyak banget Son, membuat aku tersedak nih, tapi rasanya Oke punya lho, hmm aumm", kata Devi sambil menjilati sisa sperma yang masing ada dikepala penis, disedotnya batang penis Sony hingga cairan spermanya keluar semua dan Devi pun segera menelannya. "Kau hebat Dev, kau cantik", rayu Sony di atas sofa dengan lirih sembari tangannya membelai lembut rambut gadis yang telah membuatnya orgasme. "Kau masih kuat Dev?". "Tentu Son, kau belum memberiku kenikmatan sejati, penismu belum melaksanakan tugasnya". "Ohh Devi, kau benar-benar pengertian sayang". Sony pun kembali memeluk Devi dan menjilati telinga kanannya hingga membuat Devi menggigit puncak Sony karena kegelian. "Aduh.., aduh sakit nih". "Habis.., kau nakal". 

Sembari duduk kedua remaja yang telah terbuai nikmatnya seks itu melakukan percumbuan tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat, khayalan seks yang selama ini hanya di angan-angan saja mulai dipraktekkan, membuat permainan seks mereka sangat profesional, gerakan erotis, cara merangsang pasangan, erangan-erangan yang memabukkan mereka mainkan. Teknik-teknik yang didapat dari nonton blue film, foto erotis di internet, juga buku-buku porno, seks education membuat mereka mahir walau pertama kali mereka melakukan aktivitas seks sebenarnya. 

Kembali Sony berpagutan dengan Devi, dilumatnya bibir merah merekah milik Devi, lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi, menggigit dengan lembut lidah Devi membuat gadis seksi itu semakin terbakar birahinya. Tangan nakal Sony meremas dengan kuat buah dada yang mengeras dan menantang milik Devi, kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakit itu, leher Devi pun tak luput mendapat gigitan lembut Sony, Devi pun menggelinjang keenakan. Gadis yang sintal itupun tidak mau hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony, tangan kanan Devi mengocok penis Sony, membuat batang penis Sony menjadi sangat keras seperti batangan logam sedang tangan kirinya menjambak rambut Sony sehingga membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu kelojotan dibuatnya. 

"Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan dalam vagina sucimu", bisik Sony di telinga Devi. "Masukkan saja Son, aku telah siap", jawab Devi dengan terpejam, dia sudah terbang ke surga dunia. "Kau tak menyesal Dev kehilangan keperawananmu?", tanya Sony ragu. "Tidak Son, semua telah telanjur, aku sudah merasakan betapa nikmatnys seks yang membuat diriku seperti terbang di awang-awang". "Devi kau sungguh nekat". "Demi kau Son, Demi kita, Demi cinta kita!", jawab Devi. "Aku mencintaimu Dev, kita kan bersama selamanya". "Ahh uggh.., uuhh.., agh.., uhh.., aahh", Devi mengerang dan tubuhnya berguncang saat Sony mempermainkan klitorisnya dengan jari telunjuk, digetarkannya klitoris Devi lebih keras lagi. Sony ingin agar vagina gadis yang telah menyerahkan jiwa dan raganya itu menjadi lebih basah sehingga dengan mudah penis yang berukuran "bangkok" miliknya bisa menembus benteng kesucian devi. 

Usaha remaja itu agaknya menemukan hasil, cairan vagina Devi tumpah meluber membasahi lantai dan jari telunjuknya, kemudian dia meremas vagina itu dengan sedikit keras sehingga membuat Devi mengeluarkan lenguhan kenikmatan. Ditekuknya kaki Devi dan dibukanya paha mulusnya sehingga tampak vagina yang menganga, lubang vagina Devi bertambah besar seakan memanggil-manggil untuk segera dimasuki. Sony yang melihat hal itu semakin bernafsu untuk segera menuntaskan permainan, dipegangnya penis yang menjadi kebanggaannya selama ini dan dilekatkannya di mulut vagina Devi, Sony menarik nafas dan matanya terpejam, diapun mulai mempersiapkan diri untuk menjebol keperawanan Devi dan mengakhiri masa perjakanya, dia tidak peduli apa kata orang nanti, yang dia rasakan kini adalah kenikmatan dan kenikmatan yang amat sangat yang tidak bisa dia lukiskan. Dengan pelan dan pasti penis Sony mulai menusuk daging merah ranum milik Devi yang telah menanti untuk dikunjungi. 

"Aduh sakit Son.., sakit!", rintih Devi kesakitan saat kepal penis Sony mulai masuk ke liang vagina Devi. Sony tampak terkejut mendengar rintihan Devi, dia tidak menduga walau telah banyak cairan vagina Devi yang keluar, Devi masih merasakan kesakitan. Sony pun cepat tanggap kepala penis yang sudah masuk dibiarkan bertahan dalam vagina, tubuhnya direbahkan menindih tubuh Devi dengan siku dijadikan penyangga agar gadis yang dicintainya itu tidak tersiksa. "Tenang Dev, tidak apa-apa kok!, sakitnya hanya sebentar setelah itu kenikmatan dahsyat yang akan kamu rasakan", bisik Sony sambil menjilati daun telinganya membuat Devi mengerang halus. Sony mulai memutar-mutar pantatnya sembari tangan kananya meremas payudara Devi. "Uuuhh.., ahh.., ughh.., ohh, nikmat sekali Son, teruuss.., teruss.., ahh", desis Devi yang kembali merasakan kenikmatan, kedua tangannyapun segera memeluk tubuh kekasihnya yang telah memberi kenikmatan dunia itu. 

Putaran pantatnya membuat penis Sony seperti mengaduk-aduk vagina Devi. Vagina Devi seakan-akan menyedot dan memijat penis kekar Sony membuat keduanya terbang ke surga loka. Kedua tangan Devi ikut pula meremas-remas pantat Sony hingga lelaki itu mendesis-desis mengeluarkan energi birahinya yang mau meledak. "Dev.., oh.., uuhh", gerakan batang penis Sony semakin cepat, kali ini sudah tidak berputar namun naik turun mencoba menerobos masuk vagina Devi. "Krek!", "Kreek!", "Bless!". Robek sudah selaput dara Devi ditembus penis Sony, rasa sakit tidak lagi dirasakan Devi, yang ada kini cuma rasa nikmat yang luar biasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Gerakan naik turun pantat Sony diimbangi naik turunnya pantat Devi, keduanya semakin kompak untuk memburu kenikmatan surga dunia. "Uhh.., aahh.., ugghh.., oohh". "Hmm.., aumm.., aah.., uhh.., oohh.., ehh"."Soon.., uuhh.., ssoonn.., ahh". "Deevv.., auhh.., ohh.., Devii kau". 

Untuk menambah daya nikmat, Sony menaikkan kedua kaki Devi di atas pinggulnya sehingga jepitan Vagina terhadap penisnya semakin kuat. Tangan Sony meremas payudara montok Devi dan mulutnya memagut dan melumat habis bibir Devi membuat tubuh Devi memakin menegang. "Soon.., oohh.., aahh.., ugghh.., aku.., au.., mau.., ah.., ahh.., ah.., ah.., uh.., uhh", tubuh Devi menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambut Sony. Kemudian memeluk tubuh Sony dengan erat. Devi telah mengalami orgasme. 

"Dev.., ohh dev.., aku jugg.., juga mau keluar.., ahh.., aahh.., ahh.., uhh", gerakan pantat Sony semakin cepat, batang penisnya terlihat keluar masuk di liang vagina, denyutan vagina yang memijatnya membuat dia keenakan. "Croot.., croot.., crott", sperma Sony keluar dengan cepat dan dia tidak sempat mencabut penis dari vagina Devi sehingga sperma itu tumpah di dalam lubang vagina. Rasa panas di ujung kemaluan mereka rasakan, keduanya saling berpelukan erat dan kedua mata mereka tampak terpejam seakan menghayati tetesan nikmat yang baru saja mereka peroleh. "Kau cantik Dev!, Kau hebat!, aku puas Dev", kata Sony kepada Devi yang masih terpejam, dilumatnya bibir gadis yang telah rela dia perawani itu dengan kasih sayang. "Plop", Suara yang mengiringi keluarnya penis Sony dari lubang vagina Devi. 

Kedua remaja yang telah bercinta itu tampak telentang dengan nafas masih terdengar ngos-ngosan, tubuh mereka bugil tanpa sehelai benang pun. Penis Sony masih terlihat menegang, menjulang seakan belum puas dengan tugas pertamanya. Sedang Devi telentang dengan peluh yang bercucuran, dari lubang vaginanya tampak bercak darah yang keluar. Ya.., darah perawan Devi yang telah pecah di siang itu dan Devi pun telah merelakannya demi kekasih tercinta. Sperma Sonypun tampak meleleh keluar dari dari lubang vagina Devi dan membasahi lantai. 

Sony dan Devi masih membiarkan tubuh mereka bugil dan menghayati serta merasakan kenikmatan yang luar biasa dan baru mereka dapati. Apakah mereka akan melanjutkan ke babak kedua dan apakah pengalaman pertama ini membuat mereka menjadi ketagihan, ketagihan dan ketagihan untuk terus bercinta dan berhubungan seks dengan lebih dahsyat lagi. Entah hanya mereka yang tahu.

Demikian Cerita Dewasa Cinta Terlarang Dalam Birahi,Semoga anda dapat terhibur atas posting kami kali ini,ikuti terus update kami selanjutnya di Dalam Dunia Kitta,Terimakasih

Cerita Dewasa Birahi Sek Sebelum Pernikahan


Dalam Dunia Kita - kali ini akan Memberikan Cerita Sex Tentang Cerita Dewasa Birahi Sek Sebelum Pernikahan,langsung saja kita simak - Pengalaman melakukan adegan mesum seks ini sangat tidak terlupakan, karena sebuah fantasi bagi diri sendiri. Kenikmatan menuju puncak birahi selalu didapat dari awal melakukan seks mesum ini. Karena seks merupakan kenikmatan yang ada di dunia.
Cerita Dewasa
Cerita Dewasa Birahi Sek Sebelum Pernikahan
Sex bisa dikatakan Kegiatan yang sangat nikmat bila dilakukan dengan seorang cewek cantik seksi nan bugil. Terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang nikmat itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Sex adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Cewek cantik dan memiliki payudara yang montok itu mempesona penglihatan. Kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam. Seperti apa Cerita  dewasa  "Birahi Seks Sebelum Pernikahannya". Berikut selengkapnya

Yang Tak Terlupakan

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun.com bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.

Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

Cerita Dewasa Birahi Sek Sebelum Pernikahan Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. "Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..", bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. "Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..", ujarku takjub. "O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..", bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. "Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..". "Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..", pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.

"Aaww ..uuhh .. Andy ..", rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. " Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. ", rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. "Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..", ujarku takjub. "Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..", rintihnya lemas. "Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..", ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. "Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..", rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. " Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..", erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. " A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..", pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. "Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..", ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. " Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..", rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. "Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..", bisiknya masih kelelahan. "Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..", ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. "Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..", bisiknya mesra. "Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..", ujarku khawatir. "Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..", ujarnya nakal. "Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..", bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. "He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..", bisiknya lembut penuh gairah.

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. "Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..", pekiknya kuat menahan rasa nikmat. " Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh .." "A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk ", teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. "Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..", ujarku puas melihatnya tak berdaya. "A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..", rintihnya lemas. " Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..", ujarku mesra. "Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..", bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. " Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..", kataku pelan.

Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. " Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..", rintihnya perlahan sambil mengatur napas. " Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!", bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

Demikian Cerita Dewasa Birahi Sek Sebelum Pernikahan,Semoga anda dapat terhibur atas posting kami kali ini,ikuti terus update kami selanjutnya di Dalam Dunia Kitta,Terimakasih

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More