Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, di Jalan Soekarno Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (9/6/2011). Rumah yang dibangun sekitar tahun 1860-an, merupakan saksi bisu kelahiran Wakil Presiden pertama Indonesia, Bung Hatta. Bung Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di rumah ini dan menghabiskan masa mudanya selama 11 tahun di rumah ini sebelum pindah ke rumah baru.
Rumah kayu di pinggir jalan itu begitu cantik dan sederhana. Siapa sangka, di sebuah kesederhanaan itulah nasib sebuah bangsa tersurat. Itulah rumah kelahiran Bung Hatta, proklamator kemerdekaan Indonesia sekaligus wakil presiden pertama Indonesia.
Rumah tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat. Berbagai foto keluarga dan foto Bung Hatta sendiri menghiasi dinding-dinding rumah. Pun dokumen dan surat-surat tulisan Bung Hatta.
Bung Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Sementara rumah tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1860-an. Ya, rumah itu sebenarnya rumah keluarga Bung Hatta yang telah diwariskan secara turun temurun.
Setelah melewati teras rumah yang nyaman untuk duduk-duduk di sore hari, saatnya melangkah ke ruang kumpul keluarga yang berada di tengah-tengah rumah. Selanjutnya di salah satu sisi, Anda akan menemukan sebuah kamar luas.
Kamar tempat kelahiran Bung Hatta di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, di Jalan Soekarno Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (9/6/2011). Rumah yang dibangun sekitar tahun 1860 ini, merupakan saksi bisu kelahiran Mohammad Hatta, wakil presiden pertama Indonesia. Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 dan menghabiskan masa mudanya selama 11 tahun di rumah ini.
Ranjang ukuran besar beratap, meja rias, dan dingding dari anyaman bambu. Kamar itu pun tampak begitu luas, serta terjaga kebersihan dan kerapiannya. Inilah kamar tempat Bung Hatta dilahirkan.
Bung Hatta sempat menghabiskan masa mudanya selama 11 tahun di rumah tersebut. Anda bisa melihat langsung kamar pribadi Bung Hatta. Di dalam kamar, terdapat sepeda onthel tua yang dulunya sering dipakai Bung Hatta.
Menariknya, saat hendak berjalan-jalan di belakang rumah, pengunjung dipersilakan mengenakan sandal bakiak tangkelek. ”Dulu keluarga dan Bung Hatta biasa pakai sandal ini. Ke masjid juga pakai sandal bakiak,” tutur Desi, penjaga rumah tersebut.
Di belakang rumah, tampak bangunan lainnya yaitu sebuah rumah panggung. Lagi-lagi di dalam rumah panggung, kamar-kamar tampak terawat dan bersih. Aksen bunga-bunga hidup pun banyak terdapat di rumah keluarga Bung Hatta tersebut.
Tak pelak, pengunjung yang datang pun terus menerus berpose dan berfoto dengan latar belakang rumah maupun kamar-kamar yang terdapat di dalam rumah tersebut. Kecantikan rumah keluarga Bung Hatta tersebut tak terlepas dari penjaga dan pengelola rumah yang telah dijadikan museum tersebut, salah satunya adalah Desi. ”Setiap hari selalu kami sapu dan bersihkan. Seperti rumah sendiri saja,” tuturnya sambil tertawa.
Ya, bagai kecantikan dalam kesederhanaan yang terus terjaga. Berbagai perabotan seperti meja dan kursi pun tampak terawat. Pun lampu-lampu antik yang cantik. Di bagian ruang makan, aneka perkakas makan pun bisa dilihat pengunjung.
Jika Anda berminat mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Hatta, Anda bisa naik angkutan umum, taksi, maupun bendi ke arah Jalan Soekarno Hatta. Lokasinya tepat di pinggir jalan. Jaraknya dekat dengan Pasar Ateh maupun Jam Gadang Bukittinggi.
Jika dari Jam Gadang Bukittinggi, Anda bisa berjalan kaki ke arah Pasar Ateh, kemudian menuruni tangga 40. Lalu berjalan lagi sekitar lima menit ke arah Rumah Kelahiran Bung Hatta. Tidak ada tiket masuk, namun pengunjung dapat memberikan sumbangan seikhlasnya.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar