Rabu, 07 Maret 2012

Budak sekolah - 6

Selaput daranya dah carik dah. Aku tak begitu peduli dan terus menekan. Kulihat bibir cipapnya mekar semakin besar seperti kembang kuncup. Aagghh. aku menahan rasa nikmat kemutan cipapnya. Kupegang bahu dan kutarik kearahku. Srrtt.. Crrkrktt.. Batangku masuk makin ke dalam. Oouuhh nikmatnya setengah mati., Lisa terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara aku sendiri pejam celik keenakkan. Batangku keenakan bila kupaksa untuk menyelusup ke dalam liang cipapnya yangg sempit. Terasa hangat dan sedikit basah.

Lisa merintih dan memekik-mekik kecil ketika batangku berjaya menyelusup liang cipapnya yang tersangat sempit. Wooww. Nikmatnya saat liang cipapnya menyepit kepala batangku, daging cipapnya terasa hangat dan agak licin, namun kemutannya begitu kuat seakan-akan kepala batangku seperti diramas-ramas. Aku kembali menekan hingga de dasarnya dan Lisa menjerit kecil lagi, aku tak peduli.

"Aaww. Bbaanngg sakiit..", teriak Lisa meminta belas kasihan, tubuhnya menggeliat kesakitan dan gemetar.

Aku berusaha menenteramkannya. Kukulum bibir dan lidah Lisa dengan penuh nafsu sekali sambil kugoyang ponggongku perlahan-perlahan. Kemudian aku kucup dahinya. Perlahan aku bawa bibirku ke arah dadanya. Kesedut-sedut lagi. Sehingga bertambah lagi kemerah-merahan tubuhnya yang putih. Mendesah-desah Lisa. Kegelian dan nikmat.

Akhirnya aku tarik batangku. Hanya kapala batangku sahaja yang masih di dalam cipapnya. Aku tarik dan sorong kepala batangku di liang cipapnya berkali-kali. Lisa mula merintih-rintih kembali. Dan aku mengambil kesempatan itu dengan menghentak batangku masuk menyelusup terus ke dasarnya. Tubuh Lisa terangkat ke atas sambil memelukku.

"Ssaakiit.. Oohh... Ssedapnya Bang..", erang Lisa perlahan. Perkataan sakit sudah bertukar menjadi sedap.

Aku buat begitu berkali-kali. Itulah keenakan bermain dengan seorang dara sunti. Masih perawan. Dan mungkin betapa nikmatnya seorang dara sunti mengalaminya pertama kali. Aku peluk erat tubuhnya. Aku menggeliat kenikmatan merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya, apalagi masa dadaku menekan kedua buah dadanya yang montok. Rasanya begitu kenyal dan hangat. Puting-puting susunya terasa mengeras dan tajam. Perut kami bersentuhan lembut dan yang paling merangsang adalah waktu batangku berenag-renang di dalam liang cipapnya yang lembut tapi sempit.

"Lisa. Hh. Bagaimana sekarang..", bisikku mesra. Ia memandangku dan tersenyum malu.
"Mm.. Sedap Bang.. Rupanya nikmat ya Bang..", ujarnya terus terang.

Belum sempat dia selesai berkata-kata, aku tarik kepalanya dan mengulum bibirnya yangg nakal itu, Lisa membalas. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya dan Lisa terus mengulumnya hangat. Kurayapkan kedua jemari tanganku di belakangnya. Mengusap dan menyelusuri tubuhnya dari bahu terus ke bawah. Di bahunya yang hangat dan padat. Kuramas-ramas dan ketika tanganku bergerak ke bulatan ponggongnya yang bulat merangsang.

Aku genggam dan ramas semahunya. Aku mulai menggoyangkan ponggongnya aku gesel tubuh Lisa yang bogel terutama pada bahagian kelangkangnya dimana batangku masih terpacak. Menekan cipap kecil milik Lisa yang lembut, betapa nikmatnya kurasakan. Lisa menggeliat kegelian namun ia sama sekali tak menolak. Batangku terasa senak bergesel dengan dasar liang cipapnya. Lisa hanya merintih kesedapan dan memekik kecil.

"Aahh.. Sedap Banngg..", erangnya membuatku makin terangsang.
"Aahh.. Lisa.. Cipapmu.. Nikmat.. Sshh..", aku melenguh keenakan.
"Goyaang Bbaanng..", bisiknya hampir tak terdengar. Manja.

Aku menuruti kehendaknya. Aku goyang perlahan-lahan. Sambil aku cium bibirnya dengan bernafsu, dan iapun membalas dengan bernafsu. Nafasnya mendengus-dengus. Batangku menggesel-gesel liang cipapnya dengan agak kasar. Lisa memeluk ponggongku dengan kuat, ujung jemari tangannya menekan punggungku dengan keras. Kukunya terasa menembusi kulitku. Tapi aku tak peduli, aku sedang melayang-layang menikmati tubuhnya. Lisa merintih-merintih dalam cumbuanku. Beberapa kali ia cuba menggigit bibirku, namun aku tak peduli. Aku hanya merasakan betapa liang cipapnya yang hangat dan lembut itu mengemut ketat batangku. Seakan ketika kutarik keluar batangku. Seolah cipapnya mahu ikut sama. Agghh. Nikmatnya luar biasa. Aku mendesis panjang kerana terlalu nikmat.

Aku tarik dan sorong batangku. Keluar masuk menggesel liang cipapnya. Aku rasa dah tak tahan. Nak klimaks. Lisa kulihat seperti terawang-awang perasaannya. Kedua jemari tangannya mengusap-usap perlahan yang berpeluh. Aku kembali mengucup bibirnya. Mengajak bercumbu, Lisa menyambut bibirku. Aku mulai menggerakkan ponggongku turun naik. Tetapi lambat dan teratur. Kutarik perlahan batangku keluar dari kemutan liang cipapnya.

Perlahan-lahan batangku kusorongkan kembali di celah liang hangatnya. Cipapnya kembali mengemut lembut kulit batangku. Kemutan liang cipapnya kembali menahan laju gerakan masuk batangku.

"Aagghh", kembali aku mengerang menahan rasa nikmat yang tiada tara saat itu.

Lisa menjerit kecil lalu merintih-rintih perlahan diantara rasa nyilu dan nikmat. Aku tekan ponggongku lebih ke bawah hingga seluruh batangku tidak ada lagi yang tersisa di luar celah cipapnya, kutekan dan kutekan sampai kurasakan di antara kemutan ketat bibir dan liang cipapnya kepala batangku menyentuh dasar cipapnya. Mulut rahimnya.

"Aaghhghh", Lisa kini mengerang-erang mulai merasakan nikmatnya permainan indah ini.
"Oouuhwhww.. Bangg.. Lisa ssee.. Ssedapp.. Nyee.. Oouuhhww.." ia kembali mengerang kenikmatan.
"Aahhgghh.. B.. Bangg.. Aahhghgh. Nikmat b.. angg..", erangnya lagi.

Saat itu seluruh batangku kembali kubenamkan ke dalam liang cipapnya secara perlahan. Kedua jemari tangan Lisa mengusap-usap dan mencengkam-cengkam kedua belah ponggongku yang terus bergerak turun naik secara lembut menyetubuhinya. Badannya ikut bergoyang perlahan naik turun bahkan kekadang mengayak-ayak seirama dengan tarikan. Beberapa kali dia melepaskan kucupannya dan mendesah lembut melepaskan rasa nikmat. Dia sudah mulai terbiasa dengan gerakan permainan ini.

Aku tarik dan sorong batangku dengan penuh kenikmatan. Kekadang aku sengaja aku main-mainkan kepala batangku di alur cipapnya. Aku sondol-sondol batu permatanya. Tubuh Lisa bergetar-getarku rasakan. Dan ketika Lisa mengerang-erang kesedapan. Aku hentak batangku masuk sampai ke dasarnya kembali. Tubuh Lisa terangkat-angkat bila aku lakukan begitu. Itu yang menjadi keseronokanku. Menikmati tubuh seorang dara sunti.

Tiba-tiba tubuh Lisa mengejang dan bergetar lembut. Mulutnya mendesis dalam kuluman bibirku. Kedua kakinya tiba-tiba dihentakkan ke belakang ponggongku. Sambil ponggongnya diayak-ayak. Aku rasa liang cipap miliknya terkemut-kemut membuat batangku seakan diramas-ramas kuat. Tubuhku ikut merasakan kenikmatan yang amat sangat. Aku biarkan lagi batangku terbenam di dalam liang cipapnya yang sedang berkemut-kemut itu. Suatu cairan yang hangat dan licin mulai membasahi seluruh batang. Lisa menjerit kecil dan melenguh panjang. Aku tau. Lisa dah klimaks lagi.

"Aagghh.. Oouuhh..", erangnya nikmat.

Kubiarkan Lisa menikmati klimaksnya. Sambil kurendam batangku seketika. Mata Lisa terpejam rapat. Kemudian aku terus berdayung di dalam kehangatan cairan klimaksnya. Semakin laju dan laju. Aku tak dapat menahan. Air maniku mengalir deras menuju hujung batangku. Aku cuba menahan lagi. Tersengguk-sengguk batangku jadinya. Namun akhirnya aku menyerah kalah.

Aku benamkan seluruhnya batangku dan seterusnya ikut melepaskan rasa nikmat yang tertahan dan mencapai puncak nikmat. Air maniku menyembur tumpah keluar dari dalam liang cipapnya.

"Aaghh", akupun meraung keras, melepaskan segala perasaan yang tertinggal.

Dansambil tanganku memaut ponggong Lisa dan Lisa ayak-ayak tanpa kupinta. Merasai kehangatan air maniku di dalam cipapnya. Tubuh kami sama-sama bergetaran dan mengejang.

"Oouuh.. Bbaanngg.. Oouugghh..", Lisa melenguh melepas klimaknya.
"Hhgghh... Lii.. Sa.. Hhghgghhg... Oouhh nikmatnya...", erangku sambil menikmati.

Batangku tersengguk-sengguk memuntahkan air maniku di dalam liang cipapnya. Kugoyang-goyang pinggangnya ke kiri dan aku sudah tak berdaya mengangkat tubuhku lagi. aku rasakan liang cipap Lisa mengendur. Tiba-kedua kakinya terkulai lemas tak bertenaga. Akhirnya akupun ikut terkulai layu di atas tubuhnya.

Aku benar-benar sangat letih namun penuh dengan kenikmatan. Kami berdua hanya mendesah panjang merasai sisa-sisa kenikmatan yang masih tersisa. Aku memeluk erat tubuh Lisa, lalu kukulum bibirnya dengan lembut, lalu aku berguling di sampingnya, batangku menggelungsur keluar dari dalam liang cipap yang kini sudah licin. Ia merintih ngilu. Aku menghempaskan tubuhku di samping tubuh bogel Lisa yang putih mulus berpeluh. Kelemasan.

*****

Begitulah pengalamanku. Selama beberapa hari aku di PJ, aku dan Lisa kerap melakukannya. Sebelum aku meninggalkan Lisa, dia sempat menceritakan kisah Winnie kepadaku. Sebenarnya Winnie telah dijadikan mistress seorang datuk. Tapi Lisa tak bagi tau sapa. Dan Lisa juga akan mengikuti langkahnya. Selepas itu aku putus terus hubungan dengan mereka berdua. Dan aku terus memburu gadis-gadis sunti.


Tamat

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More